Beberapa hari ini ada berita yang cukup menarik perhatian saya. Gibran, Walikota Solo yang juga putera Presiden Jokowi ini menegur Gojek perihal biaya pengiriman kepada para mitranya.
Kamis, 30 Desember 2021
Gibran vs Gojek
Minggu, 07 November 2021
Life is Journey
Siang ini saya tiduran di sofa. Rehat sejenak setelah melakukan aktivitas pekerjaan rumah: nyapu, ngepel, dan menyiram tanaman.
Jumat, 05 November 2021
Menyoal Tesis Yuval di Homo Deus
Kita tahu, bahwa buku Homo Deus yang ditulis Harari ini merupakan kelanjutan dari buku dia sebelumnya: Sapiens.
Jika buku Sapiens lebih membahas soal asal usul manusia. Dalam Homo Deus Harari lebih menekankan pada bagaimana kira-kira masa depan umat manusia.
Tesis yang dikemukakan harari itu sebenarnya sederhana. Begini, umat manusia sejak zaman dahulu itu punya tiga masalah yang tak kunjung usai: soal kelaparan, wabah, dan perang.
Tiga masalah tersebut telah merenggut jutaan nyawa manusia dari tahun ke tahun. Munculnya Nabi dan juru selamat di setiap zaman tak mampu mencegah tiga masalah utama umat manusia itu.
Dan kini, tanpa ada nabi dan juru selamat, umat manusia sudah mampu mengendalikan tiga masalah utama tadi. Manusia di masa sekarang justru banyak yang meninggal karena obesitas di banding kelaparan; meninggal bunuh diri jauh lebih banyak di banding perang; dan meninggal karena faktor usia tua itu jauh lebih banyak di banding terkena wabah.
Lalu pertanyaanya, ketika tiga masalah utama di atas tadi sudah hampir terpecahkan. Lalu apa yang menjadi masalah utama umat manusia ke depan?
Nah lewat buku homo deus inilah Harari coba menjawab pertanyaan yang menjadi tesis utama di buku tersebut.
Di sini saya coba mempersoalkan tesis Harari di atas. Mungkin Harari benar, kalau manusia di zaman sekarang itu jauh lebih baik dalam menghadapi tiga persoalan di atas. Kita bisa lihat fakta di lapangan, berita kematian akibat kelaparan sangat jauh lebih menurun di banding zaman dahulu. Kematian akibat wabah pun jumlahnya sekarang jauh lebih menurun di banding zaman dahulu. Begitu juga dengan peperangan. Jumlah manusia yang meninggal akibat peperangan itu jauh lebih sedikit kalau memang kita mau bandingkan pada zaman dahulu.
Namun bagi saya, tiga persoalan itu akan tetap menjadi perosalan umat manusia ke depan. Sekarang siapa yang bisa menjamin bahwa peperangan besar tidak akan terjadi lagi? Dan seandainya peperangan besar itu terjadi tentu saja efeknya akan jauh lebih dahsyat dari peperangan zaman dahulu karena senjata umat manusia saat ini jauh lebih canggih. Ketika satu bom nuklir diledakan, berapa nyawa nyawa manusia yang bisa terenggut.
Soal kelaparan, bagi saya itu juga masih akan menjadi tantangan umat manusia ke depan. Harari mungkin lupa bahwa jumlah umat manusia dari tahun ke tahun itu terus mengalami peningkatan. Sementara lahan pertanian kondisinya semakin menyusut. Dan tentu saja itu akan menjadi persoalan serius umat manusia ke depan.
Soal wabah pun demikian. Kita sebagai manusia harus jujur mengakui bahwa wabah covid 19 yang hingga saat ini masih terjadi itu telah mengubah semua tatanan kehidupan. Banyak negara di dunia dibuat repot adanya wabah covid ini. Jumlah korban yang meninggal pun tidak sedikit. Dan pertanyaannya, siapa yang bisa menjamin umat manusia akan terbebas dari wabah seperti covid ke depan.
Terkait ungkapan Harari bahwa para Nabi dan Juru selamat tidak bisa mengatasi tiga masalah utama umat manusia di atas, bagi saya itu ungkapan yang sedikit bias.
Begini, para nabi dan juru selamat sudah melakukan tindakan yang bisa menjadi fondasi untuk mengatasi tiga masalah di atas. Misalnya para nabi menyuruh orang distribusi makanan terhadap yang membutuhkan. Kalau caranya masih konvensional itu iya. Karena zaman nabi memang belum ditemukan teknologi pesawat terbang dan kapal laut dengan mesin. Yang tentu saja sangat membantu mempercepat arus keluar masuk antar wilayah.
Tapi kalau pertanyaanya, para nabi dan juru selamat itu gagal menyelesaikan tiga masalah utama manusia di atas, saya rasa itu kurang fair. Karena faktanya para nabi dan juru selamat itu sangat concern untuk menyelesaikan tiga masalah di atas. Para nabi dan juru selamat setidaknya melakukan tindakan yang memang perlu disempurnakan oleh generasi setelahnya.
Ibaratnya dalam sebuah penemuan listrik. Tidak mungkin kita berani mengklaim kalau sang penemu listrik sepanjang hidupnya itu gagal untuk menerangi dunia. Justru karena ada penemuan itu, generasi setelahnya mampu untuk membuat terang dunia dengan menyempurnakan hasil temuan sang penemu listrik.
Yuval: Manipulasi dan Infeksi
Malam ini sebelum tidur saya nonton video di youtube. Di beranda ada video yang menarik perhatian saya. Yang bicara di video itu: Yuval Noah Harari. Paling tidak ada dua hal penting yang saya tangkap dari video tersebut.
Pertama dia bilang bahwa hidup kita sangat mudah dimanipuasi oleh Pemerintah dan Perusahaan. Setiap hari dua entitas ini selalu mencoba menghijak pikiran kita. Bagaimana cara mereka menghijak? Begini, perusahaan atau Pemerintah itu akan mencari apa yang jadi keinginan, hasrat, dan kesukaan kita lewat teknologi AI. Contohnya, kita mungkin sering mengalami. Ketika lagi mencari topik tertentu di media sosial, entah bagaimana algoritma media sosial tiba tiba menyarankan tema yang mirip saat kita mencari informasi tersebut. Kita lagi buka youtube soal musik rock, besoknya di beranda kita akan bermunculan band rock yang mirip dengan yang kita cari kemarin.
Dan fenomena ini akan sangat mudah untuk dimanfaatkan pihak tertentu. Misalnya bagi pemerintah, dia bisa mengetahui suatu isu itu berapa banyak yang setuju dan menolak.
Maka dari itu saran dari Yuval, kita harus mengetahui lebih dahulu siapa sebenarnya diri kita. Karena terlambat sedikit kita gagal mengidentifikasi diri kita, hal itu akan diambil alih oleh perusahaan dan pemerintah. Mereka akan coba memanipulasi tindakan tindakan kita.
Uniknya, saat mereka memanipulasi, kebanyakan dari kita itu tidak sadar. Jadi seolah olah, tindakan yang kita lakukan itu memang benar benar berasal dari dalam diri sendiri. Padahal, kita itu ibarat robot yang keinginan dan tindakannya sudah ada yang mengatur.
Kedua, Yuval menjelaskan bahwa internet terutama sosial media itu punya daya menular yang cukup besar. Daya penularannya jauh lebih dahsyat di banding virus yang kita kenal seperti penyakit flu dan covid.
Contoh kongkritnya: kemarahan dan kebencian. Lewat media sosial, kemarahan dan kebencian itu bisa sangat cepat menular. Kalian bisa lihat sendiri, bagaimana fenomena itu terjadi saat pemilu kemarin. Bagaimana orang dengan mudahnya membenci hanya karena beda pilihan politik. Mereka tidak peduli itu teman, sahabat, atau pun kerabat. Asal tidak masuk barisannya itu artinya menjadi lawannya.
Rabu, 03 November 2021
Marlboro Kretek
Hari ini persediaan tembakau rokok saya habis. Saya langsung meluncur ke toko tembakau di dekat rumah. Saat sudah beli tembakau kesukaan, mata saya tertuju dengan bungkus rokok Marlboro yang sangat beda. Penasaran saya tanya ke penjual.
"Ini Marlboro apa mas?"
"Itu Marloboro Kretek. Enak itu mas. Enteng."
"Berapa harganya?"
"Murah. Cuma Rp 10.000."
Tidak pikir lama saya langsung beli. Mumpung harganya juga murah banget. Kelas Marlboro harganya cuma Rp 10.000. itu berarti sekelas rokok Envio Kretek.
Berikut ini penampakannya:
Bagaimana rasanya? Bagi saya, rasanya tidak jauh berbeda dengan Marlboro yang biasa. Hanya bentuknya saja yang berbeda. Ini dibuat kretek. Tapi rasa tembakau Marlboronya masih begitu terasa. Dan saya sendiri, memang merasa agak kurang puas. Mungkin karena saya biasa merokok kretek. Dan rokok kretek itu identik dengan rasa cengkehnya yang sangat terasa. Di Marlboro kretek ini, saya tidak mendapatkan itu.
Saya kira, Marlboro kretek ini rasanya akan seperti rokok kretek pada umumnnya. Cuma mungkin ini jauh lebih ringan saat dihisap. Tapi ternyata rasanya sangat jauh berbeda. Memang Marlboro kretek ini enteng saat dihisap. Tapi itu tadi, sensasi kreteknya kurang nendang.
Mungkin bagi kalian yang memang suka Merokok Marlboro dan ingin hemat budget, bisa coba beralih ke Marlboro kretek ini. Karena sensasinya tidak seperti merokok kretek. Tapi lebih ke rokok Marlboro biasa.
Makna Hidup
Saya baru saja membaca artikel yang menarik soal makna hidup di situs schooloflife.com. Intinya dari tulisan itu, ada tiga hal yang harus kita lakukan agar hidup kita bisa bermakna.
Pertama: komunikasi. Komunikasi di sini berarti kita harus menjalin hubungan dengan orang lain. Dia bisa keluarga, teman, atau pasangan hidup. Prinsipnya dalam menjalin hubungan sebisa mungkin jalinlah hubungan dengan orang yang benar benar mencintaimu. Jangan sampai membangun hubungan dengan orang yang toxic. Karena itu malah merusak kebahagiaan dirimu.
Berkaitan membangun hubungan dengan orang yang mencintai dan menyayangi kita. Saya pernah melihat video di youtube yang menjelaskan soal ini. Jadi di video tersebut ada seorang peneliti dari Harvard yang coba meneliti penyebab utama seseorang itu hidup bahagia. Dan hasilnya cukup mencengkan. Bukan materi yang jadi penyebab kebahagiaan. Melainkan koneksi yang kuat dengan orang yang kita cintailah yang menjadi penyebab seseorang itu hidupnya jauh lebih bahagia di banding yang lain.
Kedua, understanding. Agar hidup kita bermakna, kita harus bisa memahami. Memahami disini bisa ke diri sendiri atau lingkungan kita. Coba perhatikan, misalnya anda tidak bisa mengendarai sepeda motor. Ketika anda pertama kali mencoba mengendarai sepeda motor, tentu banyak pertanyaan yang muncul di benak anda. Bagaimana cara menghidupkan mesin, bagaimana cara melakukan pengereman dan lain lain. Ketika anda berhasil memahaminya disitu anda mulai meraskan perasaan yang bermakna. Bahwa anda bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya anda tidak mengerti.
Ketiga, Service. Agar hidup kita bermakna, sebisa mungkin kita bisa memberikan pelayanan yang baik ke orang lain. Pelayanan ini bentuknya bisa bermacam macam. Anda memberi makanan ke orang yang membutuhkan atau menolong orang yang ingin meyebrang di jalan raya, itu adalah bentuk layanan yang bisa membuat hidupmu jauh lebih bermakna.
Selasa, 02 November 2021
Pengamat yang Bias
Baru saja baca berita di media online. Ada pengamat yang bilang begini: kereta cepat tidak akan balik modal sampai kiamat!
Bagi saya itu reaksi yang sangat berlebihan. Hiperbolis. Dan sarat rasa dongkol dan marah.
Memang tidak ada yang salah dengan perasaan semacam itu. Cuma yang jadi persoalan, jika perasaan semacam itu digunakan untuk menilai suatu persoalan. Yang muncul malah bias dan tidak obyektif.
Bukankah tugas pengamat itu harus menilai dengan terukur dan obyektif. Tidak masalah, misalnya kita sebagai pengamat kurang suka dengan pemerintah. Tapi ketika sudah bicara di depan publik, sebagai pengamat harus mengedepankan nilai obyektivitas. Jangan sampai perasaan tidak suka. Marah. Dan perasaan negatif yang justru mempengaruhi penilaian terhadap persoalan.
Kalau pengamat tidak bisa mengendalikan perasaan negatifnya, alangkah lebih baik untuk tidak bicara terlebih dahulu di depan publik. Karena publik harus diselamatkan dari informasi yang tidak sehat. Bias. Dan penuh rasa benci. Karena untuk menciptakan masyarakat yang mentalnya sehat, mereka pertama kali harus mendapat informasi yang juga sehat.
Sabtu, 23 Oktober 2021
Cengkeh si Pengawet Makanan
Malam ini saya baca tulisan yang sangat menarik soal cengkeh. Tulisan ini ditulis oleh Roem Topatimasang di pengantar buku ekspedisi cengkeh.
Dalam tulisannya Roem menjelaskan soal nasib tanaman cengkeh dari masa ke masa. Tapi di sini saya hanya akan meringkas tulisan Roem yang menjelaskan alasan cengkeh jadi komoditas primadona di dunia pada zaman dahulu.
Jadi menurut Roem, komoditas cengkeh ini mulai diperkenalkan ke pasar eropa itu sejak zaman sebelum masehi. Yang membawa itu orang Arab dan China yang berlayar ke Pulau Maluku lalu menjual ke bandar bandar besar di Yunani dan Italia, kemudian didistribusikan ke masyarakat eropa.
Kenapa cengkeh begitu diminati oleh Masyarakat zaman dulu khusunya di Eropa?Roem menjelaskan dalam tulisannya, alasan paling utama itu karena cengkeh berfungsi sebagai pengawet makanan.
Tentu saja ada alasan lain seperti: sebagai bumbu masakan, obat, dan wewangian. Tapi alasan sebagai pengawet makanan itu yang menjadikan cengkeh sebagai primadona komoditas zaman dulu. Dan ini cukup masuk akal. Karena zaman dulu memang belum ditemukan teknologi pengawet makanan seperti kulkas. Jadi sangat wajar orang begitu menyukainya.
Dan alasan ini juga dikuatkan oleh fakta ketika harga cengkeh begitu terpuruk pada saat teknologi penyimpanan makanan mulai ditemukan. Di mana waktu itu permintaan terhadap cengkeh berkurang drastis karena masyarakat menggunakanya hanya sekadar sebagai wewangian, obat, dan bumbu masakan. Yang permintaanya tentu tidak sebesar sebagai pengawet makanan.
Masa suram cengkeh ini berlangsung cukup lama. Sampai kemudian, dewa penolong itu datang: sang penemu kretek H. Djamhari dari kudus.
Munculnya rokok kretek begitu menolong komoditas cengkeh. Permintaan cengkeh dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring berkembangnya industri rokok kretek.
Jumat, 19 Maret 2021
Anter Mertua Vaksin ke GBK (2)
Ada kejadian menarik dari isteri saya saat proses vaksinasi di dalam gedung Istora Senayan. Isteri saya cerita kalau di dalam ada saja kelakuan orang yang ingin menyelak antrian. Sehingga di dalam ada keributan kecil. Dan lucunya yang ribut adalah sesama lansia yang seharusnya dari segi usia sudah lebih dewasa. Dan bisa tertib antri.
Kamis, 18 Maret 2021
Antar Mertua Vaksin ke GBK (1)
Hari ini saya bangun pagi pagi. Jam 5 pagi sudah mandi dan sarapan dengan lauk sarden yang sudah dimasak malam harinya.
Sawi Putih, Hujan dan Cerita Soal Pompa Air
Kamis, 18 Maret 2021
Rabu, 17 Maret 2021
Cerita Miris Si Miskin yang Istrinya Meninggal
Miris. Kata kata ini mungkin yang tepat untuk menggambarkan cerita di bawah ini. Barusan di kompas.com ada berita soal suami yang susah payah cari hutangan untuk mengubur jenazah istrinya yang meninggal. Sang isteri meninggal terkena penyakit kelenjar getah bening. Usianya baru 30 tahun.
Istrinya meninggal hari minggu (14/3). Si suami tidak ada di tempat karena sedang bekerja. Setelah pulang kerja sekitar jam 3 sore, si suami mendapati tubuh istrinya sudah meninggal. Sekitar jam 4 sore, suaminya membawa jenazah sang istri ke rumah sakit. Sekitar 9 jam berada di rumah sakit, jenazah istrinya di bawa pulang ke kos an.
Si suami, menurut penuturan tetangganya keluar kos an untuk mencari lokasi pemakaman dan balik lagi jam 9 pagi. Kemudian si suami keluar lagi untuk mencari ambulans dan menitipkan jenazah istrinya ke pemilik kos dan tetangga kosan nya.
Si suami belum kembali dari mencari ambulans, tetangga kos an kemudian melapor ke polisi jam 11 pagi. Setelah warga lapor ke polisi, selang beberapa saat kemudian suami datang membawa ambulans gratis dari PMI.
Dari kronologi berita tadi, saya justru bertanya soal sikap para tetangganya. Kenapa baru ditinggal dua jam untuk mencari ambulans kemudian melapor ke polisi? Apakah para tetangganya tidak bisa membantu mengurus jenazah.
Tetangganya bilang begini:
"Kasihan sudah meninggal, namun jenazah tidak segera dimakamkan, padahal sudah hampir 24 jam telantar di kamar kos."
Kalau memang kasihan kenapa tidak bahu membahu membantu kesusahan orang yang ditimpa kemalangan. Apakah di sana tidak ada orang yang bisa mengurus jenazah? Apakah di tempat itu tidak ada perangkat RT/RW dan perangkat desa?
Apa penyebabnya? Apakah mungkin karena bukan warganya dan hanya numpang ngekos lalu jenazah dibiarkan begitu saja tanpa ada tetangga yang mau mengurus? Kalau alasannya benar seperti itu, saya kira kemanusiaan mereka patut dipertanyakan.
Ungkapan kasihan seperti tetangga di atas pernah saya dengar beberap tahun lalu. Waktu itu, saya masih di pesantren. Ada salah satu pengurus yang menikah. Pengurus pesantren yang menikah ini kondisi ekonominya pas pas an. Jadi resepsinya sangat sangat sederhana. Resepsinya diadakan di halaman samping pesantren yang ukurannya hanya 4x4 meter. Singkat cerita, setelah selesai resepsi, pasangan pengantin ini langsung membersihkan tempat yang digunakan untuk resepsi. Mulai dari angkat meja, kursi dan menyapu halaman pesantren. Padahal itu adalah malam yang seharusnya sangat spesial bagi mereka berdua. Dan teman teman saya yang di pesantren hanya ngegosip dan bilang, "Kasihan ya kang A. Padahal ini malam pertamanya."
Apa yang saya lakukan. Saya bilang ke mereka. "Jangan cuma bilang gitu. Ayo bantu."
Dan coba tebak. Yang akhirnya turun ikut bantu hanya saya dan teman saya satu orang. Dan mayoritas mereka tidak mau turun. Dengan berbagai dalih dan alasan.
Moral cerita ini adalah: Banyak di luaran sana, ketika ada seseorang yang kena musibah atau kesusahan itu hanya bilang kasihan dan ngegosip. Tapi ketika suruh bantu, mereka ada saja alasannya. Bagaimana dengan anda? Apakah pernah mengalami kejadian seperti ini juga....
Tahu Indomie & Ngegosip Soal Mantan
Selasa 17 Maret 2021
Senin, 15 Maret 2021
Lamanya Mengurus Kartu Keluarga
Hari ini saya ke kecamatan pengin ngurus soal kartu keluarga dan KTP. Ini sudah tiga bulan, sejak saya memutuskan cabut berkas dari daerah tempat tinggal lama.
Jokowi's not Interest In Third Term
Today, I woke up late. At 9 PM just woke up. As usual, i made a coffe and read news in media.
I am interested in reading the news that Jokowi is reportedly not interested in running for the third term.
“I am not interested in becoming President for a third term. The constitution mandates two terms. That must be maintained together,” said Jokowi.
Anton Medan Passed Away
Today, several media reporting that Ramdhan Effendi aka Anton Medan has passed away.
Who is Anton?
Born in Medan, October 1957, Anton known as a strict preacher. He converted to Islam in 1992 In Soeharto Regime and founded a mosque in bogor. Before he convert to Islam, Anton is a former robber and gambling tycoon.
In 1998 Anton Medan was used as a scapegoat for the organization of mass riots in Jakarta after which a statement was quietly dropped. The riot, which was originally a student protest against Indonesian President Suharto, turned into anti-Chinese demonstrations in the capital, Jakarta.
Anton Medan Chinese descent, but he went outside and joined the rebellion to prove that he was loyal to the people, but he became a target. In the political turmoil in 1998, it was also reported that Prabowo of Subianto, Suhartos son-in-law and commander of Kopassus, the Indonesian special forces, recruited and manipulated Anton Medan to accomplices of the militants.
During the investigation of riot 1998, Anton Medan denied the accusation that he took an active part behind the scenes, though he admitted that he was in the middle of the crowd. However, he refused to testify if the national Commission on human rights exonerated him.
Mahalnya Biaya Masuk TK
Teman saya cerita kalau anaknya baru saja masuk TK. Dia ingin anaknya dapat pendidikan yang terbaik sejak usia kanak kanak. Dia pilihlah satu TK favorit di sekitar rumahnya.
Cerita Teman yang Kena Tipu
Habis mengunjungi kuningan, saya dan teman saya pengin main ke kantor CSIS di tanah abang. Kantornya cukup besar. Letaknya di dalam gedung Pakarti Center. CSIS ini punya sejarah panjang di Indonesia dan termasuk salah satu lembaga Think Tank terbaik di republik ini. Di dalam kantor CSIS ada dua patung yang menarik bagi saya. Patung ini hanya menampilkan seperempat badan. Hanya dari kepala sampai pundak. "Ini patung siapa pak?" tanya saya penasaran ke penjaga kantor Pakarti.
Kuningan, Kereta Cepat dan LRT
Pagi ini saya berangkat kerja agak siangan ke kuningan. Saya berkunjung ke kantor di samping RS MMC. Gedung yang saya datangi gedung baru. Pengembangnya Hutama Karya Realtindo. Saya baru tahu Hutama Karya ternyata punya anak usaha pengembang properti. Selama ini taunya bidang usaha Hutama Karya cuma kontraktor dan jalan tol. Proyek propertinya juga cukup besar di kuningan ini. Tinggi gedungnya lebih dari 20 lantai.
Minggu, 14 Maret 2021
Mulai Mencatat Aktivitas Sehari-hari
Seiring bertambahnya usia, saya merasa ada yang salah dengan daya ingatku. Saya gampang sekali lupa. Baru satu minggu mengerjakan sesuatu. Kalau seseorang teman tanya aktivitas yang satu minggu lalu saya kerjakan. Saya balik bertanya: "Yang mana ya". Maka mulai kini setidaknya lewat blog ini, saya ingin merekam apa yang telah saya kerjakan setiap hari.
Anies-AHY Capres-Cawapres 2024?
Hari ini, media memberitakan AHY dan Jusuf Kalla mengadakan pertemuan membahas soal politik dan dualisme partai demokrat.
Pertemuan ini saya kira menarik. Dua belah pihak masing masing sedang direpotkan oleh urusan yang cukup pelik. Keluarga JK saat ini lagi digoyang soal masalah Bank Bukopin dan AHY sendiri soal dualisme kepengurusan.
Terlepas dari hal itu, saya kira pertemuan ini akan memulai babak baru kemungkinan koalisi Cikeas dan Jusuf Kalla. Jusuf Kalla ingin Anies Maju sebagai Capres. AHY mungkin akan menjadi wakilnya.
Tapi apakah kedua orang ini cukup kuat untuk maju di 2024? Kita lihat saja nanti. Yang jelas, kemungkinan Anies untuk jadi Capres akan menghadapi cobaan berat. RUU pemilu sudah dicabut dari prolegnas. Ini artinya Anies tidak bisa maju lagi menjadi gubernur dan dia kehilangan panggung lagi untuk mencalonlan diri sebagai Capres.
Karena Pilgub Jakarta baru digelar setelah pilpres 2024. Dan Anies nganggur dua tahun tanpa jabatan politik. Ini cukup sulit bagi orang yang tidak disorot kamera. Kecuali Anies punya kegiatan yang bisa nambah citra positif dia. Dan ini saya kira yang perlu dilakukan Tim Anies ke depan. Bagaimana caranya dirinya tetap disorot oleh media.
Di sisi lain, koalisi ini juga bisa terwujud kalau Demokratnya AHY yang dimenangkan oleh pengadilan. Kalau tidak; sudah tentu Wassalam. Dan makanya mereka berdua hari ini bertemu. Saya kira agenda terbesarnya bagaimana Demokratnya AHY bisa memenangkan pertarungan dengan Moeldoko. Karena jika AHY menang lawan Moeldoko, jadi jalan bagi Anies dan AHY di 2024....
Strategi Investasi Harry M. Makowitz
"Jangan taruh semua telurmu di satu keranjang". Ungkapan terkenal di dunia investasi ini sudah lama kita dengar dan jadi mantra dalam berinvestasi. Tapi tahukah anda, siapa sosok yang mengenalkan teori ini. Ya, dialah Harry M. Makowitz, ekonom peraih nobel yang profilnya kali ini akan kita bahas.
Biografi
Harry lahir di Chicago, Amerika. Usianya kini sudah 93 tahun. Dia kini sudah pensiun sebagai dosen. Harry sebelumnya mengajar di beberapa kampus Amerika seperti University of California, Wharton School, Rutgers University dan beberapa kampus lain di Amerika.
Masa kecil Harry dihabiskan di kampung halamanya Chicago. Sejak muda, kecerdasan Harry sudah terlihat meski lahir dari keluarga biasa biasa saja. Orang tua Harry hanya pedagang kecil yang menjual bahan makanan. Tapi itu tidak menghalangi Harry untuk belajar. Waktu masih di SMA, dia sudah akrab dengan pemikiran David Hume dan Charles Darwin. Dari David Hume lah, Harry mulai tertarik dengan bidang Ekonomi; bidang yang dia pelajari di Universitas Chicago hingga meraih gelar doktor di bawah bimbingan ekonom terkemuka seperti Tjalling Koopmans, Jacob Marschak dan Leonard Savage.
Saat menempuh pendidikan doktoral, Harry mengambil topik disertasi tentang Portofolio Selection. Tulisan disertasi inilah yang mengantarkan dirinya mendapatkan hadiah nobel dalam bidang ekonomi. Karena dianggap sebagai peletak dasar dari strategi investasi modern terutama dalam mengelola portofolio investasi.
Modern Portofolio Theory (MPT)
Teori ini lahir sebagai kritik dari strategi investor di pasar modal yang hanya fokus pada satu jenis saham. Menurut Harry, strategi memilih satu jenis saham itu secara alami sangat beresiko. Karena meski investor tadi sudah menghitung dengan detail. Tapi risiko terjadi penurunan masih tetap ada. Maka dari itu, solusinya adalah investor perlu melakukan diversifikasi pada portofolionya dengan cara memilih beberapa saham yang industrinya tidak saling berhubungan.
Hal ini tentu bertujuan untuk mengurangi risiko. Apabila satu investasi mengalami kerugian, maka akan ada investasi yang lain yang bisa menutupinya. Namun jika keputusan investasi hanya pada satu jenis investasi saja, jika investasi tersebut mengalami kerugian, maka tidak ada yang menutup kerugian tersebut.
Kita bisa ambil contoh saat kondisi pandemi covid seperti sekarang. Meski ada beberapa industri yang babak belur karena hantaman covid seperti industri perhotelan dan pesawat terbang. Tapi di sisi lain, ada industri yang mendulang keuntungan seperti industri kesehatan dan data center.
Jumat, 15 Januari 2021
Ini Daftar Prolegnas Prioritas 2021
Mengutip situs DPR.go.id, Berikut 33 RUU Prolegnas Prioritas 2021:
Usulan DPR RI:
1. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
2. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
3. Rancangan Undang-Undang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan. (Diusulkan bersama Pemerintah).
4. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
5. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
6. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
7. Rancangan Undang-Undang tentang Energi Baru dan Terbarukan.
8. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
9. Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan.
10. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
11. Rancangan Undang-Undang tentang Reformasi Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan. (Diusulkan bersama Pemerintah).
12. Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.
13. Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Kepulauan Riau, Pengadilan Tinggi Sulawesi Barat, Pengadilan Tinggi Kalimantan Utara, dan Pengadilan Tinggi Papua Barat.
14. Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Palembang, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Banjarmasin, dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Manado.
15. Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Kepulauan Riau, Pengadilan Tinggi Agama Bali, Pengadilan Tinggi Agama Sulawesi Barat, Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Utara, dan Pengadilan Tinggi Agama Papua Barat.
16. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran.
17. Rancangan Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Seksual.
18. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
19. Rancangan Undang-Undang tentang Masyarakat Hukum Adat.
20. Rancangan Undang-Undang tentang Profesi Psikologi (Judul RUU berubah menjadi RUU tentang Praktik Psikologi).
21. Rancangan Undang-Undang tentang Larangan Minuman Beralkohol.
22. Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama.
Usulan Pemerintah:
1. Rancangan Undang-Undang tentang Pelindungan Data Pribadi.
2. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.
3. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.
4. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
5. Rancangan Undang-Undang tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (dalam Prolegnas 2020-2024 tertulis: Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah).
6. Rancangan Undang-Undang tentang tentang Ibukota Negara. (Omnibus Law)
7. Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Acara Perdata.
8. Rancangan Undang-Undang tentang Wabah (dalam Prolegnas 2020-2024 tertulis: Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular).
9. Rancangan Undang-undang tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU Pembinaan Haluan Ideologi Pancasila).
Usulan DPD RI:
1. Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Kepulauan.
2. Rancangan Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Desa