Ads 468x60px

Pages

Subscribe:

Labels

Kamis, 30 Desember 2021

Gibran vs Gojek

Beberapa hari ini ada berita yang cukup menarik perhatian saya. Gibran, Walikota Solo yang juga putera Presiden Jokowi ini menegur Gojek perihal biaya pengiriman kepada para mitranya.


Isu ini sebenarnya sudah lama saya dengar dari para driver gojek yang saya temui. Cuma saya kaget Gibran bisa mengangkat isu ini ke permukaan. Bahkan Gibran sendiri tidak segan segan bakal bikin aplikasi tandingan kalau Gojek enggan menuruti tegurannya.

Bagi saya ini pertanda bagus. Saya melihat Gibran ini punya sense yang cukup kuat dengan kondisi yang dihadapi oleh masyarakatnya di Solo. Mungkin saja, Gibran mendapat curhatan dari UMKM yang dia temui saat blusukan atau di sebuah acara tertentu. 

Yang jelas bagi saya, teguran Gibran ini bentuk kongkret bahwa pemimpin yang awalnya diremehkan mampu membuat terobosan dan coba mencari solusi bagi masalah yang dikeluhkan masyarakatnya. Dalam hal ini tentu saja para driver dan UMKM yang menjadi mitra Gojek.

Padahal masalah ini sudah lama ada. Tapi saya melihat baru Gibran yang punya kemauan untuk mengatasi masalah ini. Banyak kepala daerah di Indonesia, saya rasa kurang begitu peduli dengan masalah seperti ini. Padahal ini menyangkut kehidupan orang banyak. Di sinilah hebatnya Gibran. Terlepas dia memiliki privilage sebagai anak Presiden, tapi setidaknya dia berani untuk mencoba menyelesaikan masalah yang dialami oleh masyarakat pemilihnya.

Saya menduga jika Gibran konsisten dengan sikap semacam ini, dia akan bisa mengikuti jejak bapaknya di kemudian hari. Karena dia punya sense yang jauh lebih peka di banding para pejabat lain di Indonesia.

Minggu, 07 November 2021

Life is Journey

Siang ini saya tiduran di sofa. Rehat sejenak setelah melakukan aktivitas pekerjaan rumah: nyapu, ngepel, dan menyiram tanaman. 

Sambil tiduran, seperti biasa saya membaca artikel di internet. Ada tulisan menarik di media investor daily soal Toto Sugiri. Toto ini boleh di bilang sebagai bapak IT di industri data center Indonesia. Dia mendirikan beberapa perusahaan data center besar seperti Telkom Sigma dan PT Data Center Indonesia.

Dari wawancara media investor daily dengan Toto Sugiri, ada hal yang saya rasa cocok untuk dijadikan inspirasi yaitu soal prinsip hidup Toto Sugiri.

Toto Sugiri memandang hidup itu sebagai sebuah perjalanan. Seyogyangnya sebuah perjalanan, itu dimulai dari satu titik ke titik berikutnya sampai ke titik akhir hidup: kematian. 

Selama proses berjalanan dari satu titik hingga titik akhir, paling tidak kita harus meninggalkan jejak atau legacy yang baik. Karena jejak itulah yang mendefiniskan siapa diri kita. 

Sebagaimana Toto Sugiri, karena passion dirinya di bidang IT, dia memaksimalkan kemampuannya untuk memberikan kemanfaatan itu bagi masyarakat. 

Kalau masyarakat merasa mendapatkan manfaat dari kemampuan kita, tentu saja mereka akan mengapresiasi. Dan bentuk apresiasi itu bermacam macam. Bisa dalam bentuk uang dan penghormatan.

Dari Toto Sugiri, paling tidak saya belajar; bagaimana saya harus menemukan keahlian yang memberi manfaat pada orang lain. Keahlian itu tidak harus seperti Toto Sugiri: di bidang IT. Keahlian itu bentuknya bisa bermacam macam sesuai dengan keahlian yang kita miliki. 

Jumat, 05 November 2021

Menyoal Tesis Yuval di Homo Deus

Kita tahu, bahwa buku Homo Deus yang ditulis Harari ini merupakan kelanjutan dari buku dia sebelumnya: Sapiens. 

Jika buku Sapiens lebih membahas soal asal usul manusia. Dalam Homo Deus Harari lebih menekankan pada bagaimana kira-kira masa depan umat manusia.

Tesis yang dikemukakan harari itu sebenarnya sederhana. Begini, umat manusia sejak zaman dahulu itu punya tiga masalah yang tak kunjung usai: soal kelaparan, wabah, dan perang.

Tiga masalah tersebut telah merenggut jutaan nyawa manusia dari tahun ke tahun. Munculnya Nabi dan juru selamat di setiap zaman tak mampu mencegah tiga masalah utama umat manusia itu.

Dan kini, tanpa ada nabi dan juru selamat, umat manusia sudah mampu mengendalikan tiga masalah utama tadi. Manusia di masa sekarang justru banyak yang meninggal karena obesitas di banding kelaparan; meninggal bunuh diri jauh lebih banyak di banding perang; dan meninggal karena faktor usia tua itu jauh lebih banyak di banding terkena wabah.

Lalu pertanyaanya, ketika tiga masalah utama di atas tadi sudah hampir terpecahkan. Lalu apa yang menjadi masalah utama umat manusia ke depan? 

Nah lewat buku homo deus inilah Harari coba menjawab pertanyaan yang menjadi tesis utama di buku tersebut. 

Di sini saya coba mempersoalkan tesis Harari di atas. Mungkin Harari benar, kalau manusia di zaman sekarang itu jauh lebih baik dalam menghadapi tiga persoalan di atas. Kita bisa lihat fakta di lapangan, berita kematian akibat kelaparan sangat jauh lebih menurun di banding zaman dahulu. Kematian akibat wabah pun jumlahnya sekarang jauh lebih menurun di banding zaman dahulu. Begitu juga dengan peperangan. Jumlah manusia yang meninggal akibat peperangan itu jauh lebih sedikit kalau memang kita mau bandingkan pada zaman dahulu.

Namun bagi saya, tiga persoalan itu akan tetap menjadi perosalan umat manusia ke depan. Sekarang siapa yang bisa menjamin bahwa peperangan besar tidak akan terjadi lagi? Dan seandainya peperangan besar itu terjadi tentu saja efeknya akan jauh lebih dahsyat dari peperangan zaman dahulu karena senjata umat manusia saat ini jauh lebih canggih. Ketika satu bom nuklir diledakan, berapa nyawa nyawa manusia yang bisa terenggut. 

Soal kelaparan, bagi saya itu juga masih akan menjadi tantangan umat manusia ke depan. Harari mungkin lupa bahwa jumlah umat manusia dari tahun ke tahun itu terus mengalami peningkatan. Sementara lahan pertanian kondisinya semakin menyusut. Dan tentu saja itu akan menjadi persoalan serius umat manusia ke depan. 

Soal wabah pun demikian. Kita sebagai manusia harus jujur mengakui bahwa wabah covid 19 yang hingga saat ini masih terjadi itu telah mengubah semua tatanan kehidupan. Banyak negara di dunia dibuat repot adanya wabah covid ini. Jumlah korban yang meninggal pun tidak sedikit. Dan pertanyaannya, siapa yang bisa menjamin umat manusia akan terbebas dari wabah seperti covid ke depan.

Terkait ungkapan Harari bahwa para Nabi dan Juru selamat tidak bisa mengatasi tiga masalah utama umat manusia di atas, bagi saya itu ungkapan yang sedikit bias. 

Begini, para nabi dan juru selamat sudah melakukan tindakan yang bisa menjadi fondasi untuk mengatasi tiga masalah di atas. Misalnya para nabi menyuruh orang distribusi makanan terhadap yang membutuhkan. Kalau caranya masih konvensional itu iya. Karena zaman nabi memang belum ditemukan teknologi pesawat terbang dan kapal laut dengan mesin. Yang tentu saja sangat membantu mempercepat arus keluar masuk antar wilayah. 

Tapi kalau pertanyaanya, para nabi dan juru selamat itu gagal menyelesaikan tiga masalah utama manusia di atas, saya rasa itu kurang fair. Karena faktanya para nabi dan juru selamat itu sangat concern untuk menyelesaikan tiga masalah di atas. Para nabi dan juru selamat setidaknya melakukan tindakan yang memang perlu disempurnakan oleh generasi setelahnya.

Ibaratnya dalam sebuah penemuan listrik. Tidak mungkin kita berani mengklaim kalau sang penemu listrik sepanjang hidupnya itu gagal untuk menerangi dunia. Justru karena ada penemuan itu, generasi setelahnya mampu untuk membuat terang dunia dengan menyempurnakan hasil temuan sang penemu listrik.



Yuval: Manipulasi dan Infeksi

Malam ini sebelum tidur saya nonton video di youtube. Di beranda ada video yang menarik perhatian saya. Yang bicara di video itu: Yuval Noah Harari. Paling tidak ada dua hal penting yang saya tangkap dari video tersebut.

Pertama dia bilang bahwa hidup kita sangat mudah dimanipuasi oleh Pemerintah dan Perusahaan. Setiap hari dua entitas ini selalu mencoba menghijak pikiran kita. Bagaimana cara mereka menghijak? Begini, perusahaan atau Pemerintah itu akan mencari apa yang jadi keinginan, hasrat, dan kesukaan kita lewat teknologi AI. Contohnya, kita mungkin sering mengalami. Ketika lagi mencari topik tertentu di media sosial, entah bagaimana algoritma media sosial tiba tiba menyarankan tema yang mirip saat kita mencari informasi tersebut. Kita lagi buka youtube soal musik rock, besoknya di beranda kita akan bermunculan band rock yang mirip dengan yang kita cari kemarin.

Dan fenomena ini akan sangat mudah untuk dimanfaatkan pihak tertentu. Misalnya bagi pemerintah, dia bisa mengetahui suatu isu itu berapa banyak yang setuju dan menolak.

Maka dari itu saran dari Yuval, kita harus mengetahui lebih dahulu siapa sebenarnya diri kita. Karena terlambat sedikit kita gagal mengidentifikasi diri kita, hal itu akan diambil alih oleh perusahaan dan pemerintah. Mereka akan coba memanipulasi tindakan tindakan kita. 

Uniknya, saat mereka memanipulasi, kebanyakan dari kita itu tidak sadar. Jadi seolah olah, tindakan yang kita lakukan itu memang benar benar berasal dari dalam diri sendiri. Padahal, kita itu ibarat robot yang keinginan dan tindakannya sudah ada yang mengatur. 

Kedua, Yuval menjelaskan bahwa internet terutama sosial media itu punya daya menular yang cukup besar. Daya penularannya jauh lebih dahsyat di banding virus yang kita kenal seperti penyakit flu dan covid. 

Contoh kongkritnya: kemarahan dan kebencian. Lewat media sosial, kemarahan dan kebencian itu bisa sangat cepat menular. Kalian bisa lihat sendiri, bagaimana fenomena itu terjadi saat pemilu kemarin. Bagaimana orang dengan mudahnya membenci hanya karena beda pilihan politik. Mereka tidak peduli itu teman, sahabat, atau pun kerabat. Asal tidak masuk barisannya itu artinya menjadi lawannya. 


Rabu, 03 November 2021

Marlboro Kretek

Hari ini persediaan tembakau rokok saya habis. Saya langsung meluncur ke toko tembakau di dekat rumah. Saat sudah beli tembakau kesukaan, mata saya tertuju dengan bungkus rokok Marlboro yang sangat beda. Penasaran saya tanya ke penjual. 

"Ini Marlboro apa mas?"

"Itu Marloboro Kretek. Enak itu mas. Enteng."

"Berapa harganya?"

"Murah. Cuma Rp 10.000."

Tidak pikir lama saya langsung beli. Mumpung harganya juga murah banget. Kelas Marlboro harganya cuma Rp 10.000. itu berarti sekelas rokok Envio Kretek. 

Berikut ini penampakannya:




Bagaimana rasanya? Bagi saya, rasanya tidak jauh berbeda dengan Marlboro yang biasa. Hanya bentuknya saja yang berbeda. Ini dibuat kretek. Tapi rasa tembakau Marlboronya masih begitu terasa. Dan saya sendiri, memang merasa agak kurang puas. Mungkin karena saya biasa merokok kretek. Dan rokok kretek itu identik dengan rasa cengkehnya yang sangat terasa. Di Marlboro kretek ini, saya tidak mendapatkan itu. 

Saya kira, Marlboro kretek ini rasanya akan seperti rokok kretek pada umumnnya. Cuma mungkin ini jauh lebih ringan saat dihisap.  Tapi ternyata rasanya sangat jauh berbeda. Memang Marlboro kretek ini enteng saat dihisap. Tapi itu tadi, sensasi kreteknya kurang nendang.

Mungkin bagi kalian yang memang suka Merokok Marlboro dan ingin hemat budget, bisa coba beralih ke Marlboro kretek ini. Karena sensasinya tidak seperti merokok kretek. Tapi lebih ke rokok Marlboro biasa.


Makna Hidup

Saya baru saja membaca artikel yang menarik soal makna hidup di situs schooloflife.com. Intinya dari tulisan itu, ada tiga hal yang harus kita lakukan agar hidup kita bisa bermakna.

Pertama: komunikasi. Komunikasi di sini berarti kita harus menjalin hubungan dengan orang lain. Dia bisa keluarga, teman, atau pasangan hidup. Prinsipnya dalam menjalin hubungan sebisa mungkin jalinlah hubungan dengan orang yang benar benar mencintaimu. Jangan sampai membangun hubungan dengan orang yang toxic. Karena itu malah merusak kebahagiaan dirimu.

Berkaitan membangun hubungan dengan orang yang mencintai dan menyayangi kita. Saya pernah melihat video di youtube yang menjelaskan soal ini. Jadi di video tersebut ada seorang peneliti dari Harvard yang coba meneliti penyebab utama seseorang itu hidup bahagia. Dan hasilnya cukup mencengkan. Bukan materi yang jadi penyebab kebahagiaan. Melainkan koneksi yang kuat dengan orang yang kita cintailah yang menjadi penyebab seseorang itu hidupnya jauh lebih bahagia di banding yang lain. 


Kedua, understanding. Agar hidup kita bermakna, kita harus bisa memahami. Memahami disini bisa ke diri sendiri atau lingkungan kita. Coba perhatikan, misalnya anda tidak bisa mengendarai sepeda motor. Ketika anda pertama kali mencoba mengendarai sepeda motor, tentu banyak pertanyaan yang muncul di benak anda. Bagaimana cara menghidupkan mesin, bagaimana cara melakukan pengereman dan lain lain. Ketika anda berhasil memahaminya disitu anda mulai meraskan perasaan yang bermakna. Bahwa anda bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya anda tidak mengerti.

Ketiga, Service. Agar hidup kita bermakna, sebisa mungkin kita bisa memberikan pelayanan yang baik ke orang lain. Pelayanan ini bentuknya bisa bermacam macam. Anda memberi makanan ke orang yang membutuhkan atau menolong orang yang ingin meyebrang di jalan raya, itu adalah bentuk layanan yang bisa membuat hidupmu jauh lebih bermakna.



Selasa, 02 November 2021

Pengamat yang Bias

 Baru saja baca berita di media online. Ada pengamat yang bilang begini: kereta cepat tidak akan balik modal sampai kiamat!

Bagi saya itu reaksi yang sangat berlebihan. Hiperbolis. Dan sarat rasa dongkol dan marah. 

Memang tidak ada yang salah dengan perasaan semacam itu. Cuma yang jadi persoalan, jika perasaan semacam itu digunakan untuk menilai suatu persoalan. Yang muncul malah bias dan tidak obyektif.

Bukankah tugas pengamat itu harus menilai dengan terukur dan obyektif. Tidak masalah, misalnya kita sebagai pengamat kurang suka dengan pemerintah. Tapi ketika sudah bicara di depan publik, sebagai pengamat harus mengedepankan nilai obyektivitas. Jangan sampai perasaan tidak suka. Marah. Dan perasaan negatif yang justru mempengaruhi penilaian terhadap persoalan.

Kalau pengamat tidak bisa mengendalikan perasaan negatifnya, alangkah lebih baik untuk tidak bicara terlebih dahulu di depan publik. Karena publik harus diselamatkan dari informasi yang tidak sehat. Bias. Dan penuh rasa benci. Karena untuk menciptakan masyarakat yang mentalnya sehat, mereka pertama kali harus mendapat informasi yang juga sehat. 

Sabtu, 23 Oktober 2021

Cengkeh si Pengawet Makanan

Malam ini saya baca tulisan yang sangat menarik soal cengkeh. Tulisan ini ditulis oleh Roem Topatimasang di pengantar buku ekspedisi cengkeh. 

Dalam tulisannya Roem menjelaskan soal nasib tanaman cengkeh dari masa ke masa. Tapi di sini saya hanya akan meringkas tulisan Roem yang menjelaskan alasan cengkeh jadi komoditas primadona di dunia pada zaman dahulu.

Jadi menurut Roem, komoditas cengkeh ini mulai diperkenalkan ke pasar eropa itu sejak zaman sebelum masehi. Yang membawa itu orang Arab dan China yang berlayar ke Pulau Maluku lalu menjual ke bandar bandar besar di Yunani dan Italia, kemudian didistribusikan ke masyarakat eropa.

Kenapa cengkeh begitu diminati oleh Masyarakat zaman dulu khusunya di Eropa?Roem menjelaskan dalam tulisannya, alasan paling utama itu karena cengkeh berfungsi sebagai pengawet makanan. 

Tentu saja ada alasan lain seperti: sebagai bumbu masakan, obat, dan wewangian. Tapi alasan sebagai pengawet makanan itu yang menjadikan cengkeh sebagai primadona komoditas zaman dulu. Dan ini cukup masuk akal. Karena zaman dulu memang belum ditemukan teknologi pengawet makanan seperti kulkas. Jadi sangat wajar orang begitu menyukainya. 

Dan alasan ini juga dikuatkan oleh fakta ketika harga cengkeh begitu terpuruk pada saat teknologi penyimpanan makanan mulai ditemukan. Di mana waktu itu permintaan terhadap cengkeh berkurang drastis karena masyarakat menggunakanya hanya sekadar sebagai wewangian, obat, dan bumbu masakan. Yang permintaanya tentu tidak sebesar sebagai pengawet makanan.

Masa suram cengkeh ini berlangsung cukup lama. Sampai kemudian, dewa penolong itu datang: sang penemu kretek H. Djamhari  dari kudus. 

Munculnya rokok kretek begitu menolong komoditas cengkeh. Permintaan cengkeh dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring berkembangnya industri rokok kretek. 







Jumat, 19 Maret 2021

Anter Mertua Vaksin ke GBK (2)

Ada kejadian menarik dari isteri saya saat proses vaksinasi di dalam gedung Istora Senayan. Isteri saya cerita kalau di dalam ada saja kelakuan orang yang ingin menyelak antrian. Sehingga di dalam ada keributan kecil. Dan lucunya yang ribut adalah sesama lansia yang seharusnya dari segi usia sudah lebih dewasa. Dan bisa tertib antri. 

Untungnya panitia vaksinasi cukup tanggap. Sehingga keributan itu bisa segera teratasi. Panitia cukup cerdas ketika meredakan ketegangan antar lansia yang sedang ribut.

"Percuma bapak di sini ribut ribut. Kalau bapak bapak ribut tensi bapak akan naik dan bapak tidak akan dilayani kalau tensi tinggi."

Mendengar kata kata tersebut, dua orang lansia yang sempat ribut tadi akhirnya diam dan kembali ke jalur antrian masing masing.

Saat mertua saya tiba giliran divaksin. Pertama yang ditanya adalah soal riwayat penyakit dan apakah mengonsumsi obat-obatan sepeti obat jantung. Dan karena mertua saya tidak pernah mengonsumsi obat obatan sehingga bisa langsung divaksin. 

Setelah divaksin mertua saya masuk ke ruang observasi selama 20 menit. Ruang observasi ini bertujuan mengantisipasi ada gejala seperti demam sehabis divaksin. 

Jadi kurang lebih proses vaksin covid bagi lansia di GBK jika pendaftaranya lewat online itu dari mulai antri sampai menerima vaksin itu hanya sekitar 1 jam. 

Kamis, 18 Maret 2021

Antar Mertua Vaksin ke GBK (1)

 Hari ini saya bangun pagi pagi. Jam 5 pagi sudah mandi dan sarapan dengan lauk sarden yang sudah dimasak malam harinya. 

Jam 5.30 mobil saya panasin dan bersiap berangkat ke Gelora Bung Karno (GBK) untuk mengantar vaksin mertua saya. 

Perjalanan ke GBK cukup lancar. Di tol maupun jalan arteri tidak ada kendala macet. Sampai komplek GBK jam 6.30 dan memasuki pintu masuk GBK jalan sudah mulai macet. Banyak mobil yang sudah antri untuk masuk GBK. Kurang lebih antri sekitar 15 menit baru sampai lokasi buat vaksinasi di istora senayan.

Di depan istora antrian sudah cukup panjang. Padahal berangkat pagi pagi dengan harapan bisa dapat antrian paling depan. Ternyata perhitungan saya salah. Mungkin orang orang yang antri sudah nyampe istora jam 6 pagi. Saya yang nyampe jam 7 kurang harus mendapati antrian yang sudah cukup panjang. Untungnya saya sudah daftar via online di situs loket.com sehingga antriannya tidak terlalu parah di banding yang on the spot.

Bagi kalian yang ingin mengantarkan orang tua atau mertua yang ingin vaksin, saran saya datanglah lebih pagi. Dan jangan lupa untuk daftarnya lewat online saja karena itu lumayan menghemat waktu antrian.








Sawi Putih, Hujan dan Cerita Soal Pompa Air

 Kamis, 18 Maret 2021

Hari ini isteri masak sayur sawi putih. Dia dapat resep dari tantenya. Masakan ini rasanya lumayan enak. Apalagi dicampur sama rebon. Rasa asinnya itu jadi lebih gurih.

Udara dari pagi hingga siang terasa panas. Tapi sorenya malah hujan deras. Saya kira musim hujan sudah selesai, ternyata masih ada sisa. Padahal cap go meh sudah lama lewat. Memang cuaca kali ini susah diprediksi. Beda waktu saya masih kecil. Zaman sekarang musim kemarau kadang ada hujan; begitupun sebaliknya.

Waktu hujan ada drama sedikit. Halaman samping rumah sejak di keramik jadi langganan buat genangan air. Penyebabnya memang resapan air kurang baik. Jadi sama tukang yang dulu pasang keramik, dibuatlah saluran ke luar dengan cara membobol tembok seukuran tiga ibu jari buat jalan air.

Nah, gara gara dibuat lubang jalan air, tikus dari luar bisa masuk. Makanya ditutuplah lubang tersebut dengan kawat. Persoalanya kita selalu terlambat buat membuka kawat penutup lubang. Makanya waktu ngebuka penutup lubang selalu kena tampiasan air hujan meski sudah pakai payung. 

Kali ini gilirian isteri yang membuka kawat penutup lubang. Biasanya saya yang membuka, tapi karena lagi mandi, isteri saya inisiatif untuk membuka penutup lubang tadi. Karena hujan begitu deras tentu saja badannya basah kena tampiasan air hujan. Sontak saja dia kesal. Karena memang kondisi dia baru selesai mandi. Cerita isteri saya kesal, lebih baik saya tutup sampai sini. Kalian cukup tahu kalau isteri saya kesal. Jadi tidak perlu digambarkan kelanjutannya. Lebih baik saya ceritakan kenapa akhirnya halaman yang dulunya buat taman itu dipasang keramik. Ceritanya begini:

Tahun lalu, Isteri memutuskan untuk bawa dua kucingnya ke rumah. Dulu kucing kucing itu tinggal di rumah orang tuannya. Karena tidak ada tempat lagi di rumah, maka terpaksa dipakailah tempat yang dulunya taman dijadikan buat tempat kucing. Di tempat kucing itu juga ada tempat buat pompa air. Karena lokasinya di taman, pernah pompa saya terendam banjir. Dan penyebab terendamnya itu karena penutupnya masih ada celah air untuk masuk. Pompa air hanya ditutup cetakan semen yang tiap sisinya masih ada celah bagi air  untuk masuk. 

Makanya waktu taman itu dipasang keramik. Saya dan isteri memutuskan untuk mengganti penutup pompa tadi. Kami ganti penutupnya dengan besi warna hitam persegi empat yang biasa terlihat di atas gorong gorong. Itu pun si tukang besinya buatnya masih ada celah. Makanya buat nutup celah itu kita pasang solasi hitam dan sampai saat ini lumayan berhasil menutup jalan air masuk ke mesin pompa air.

Rabu, 17 Maret 2021

Cerita Miris Si Miskin yang Istrinya Meninggal

Miris. Kata kata ini mungkin yang tepat untuk menggambarkan cerita di bawah ini. Barusan di kompas.com ada berita soal suami yang susah payah cari hutangan untuk mengubur jenazah istrinya yang meninggal. Sang isteri meninggal terkena penyakit kelenjar getah bening. Usianya baru 30 tahun. 

Istrinya meninggal hari minggu (14/3). Si suami tidak ada di tempat karena sedang bekerja. Setelah pulang kerja sekitar jam 3 sore, si suami mendapati tubuh istrinya sudah meninggal. Sekitar jam 4 sore, suaminya membawa jenazah sang istri ke rumah sakit. Sekitar 9 jam berada di rumah sakit, jenazah istrinya di bawa pulang ke kos an. 

Si suami, menurut penuturan tetangganya keluar kos an untuk mencari lokasi pemakaman dan balik lagi jam 9 pagi. Kemudian si suami keluar lagi untuk mencari ambulans dan menitipkan jenazah istrinya ke pemilik kos dan tetangga kosan nya. 

Si suami belum kembali dari mencari ambulans, tetangga kos an kemudian melapor ke polisi jam 11 pagi. Setelah warga lapor ke polisi, selang beberapa saat kemudian suami datang membawa ambulans gratis dari PMI. 

Dari kronologi berita tadi, saya justru bertanya soal sikap para tetangganya. Kenapa baru ditinggal dua jam untuk mencari ambulans kemudian melapor ke polisi? Apakah para tetangganya tidak bisa membantu mengurus jenazah.

Tetangganya bilang begini:

"Kasihan sudah meninggal, namun jenazah tidak segera dimakamkan, padahal sudah hampir 24 jam telantar di kamar kos."

Kalau memang kasihan kenapa tidak bahu membahu membantu kesusahan orang yang ditimpa kemalangan. Apakah di sana tidak ada orang yang bisa mengurus jenazah? Apakah di tempat itu tidak ada perangkat RT/RW dan perangkat desa?  

Apa penyebabnya? Apakah mungkin karena bukan warganya dan hanya numpang ngekos lalu jenazah dibiarkan begitu saja tanpa ada tetangga yang mau mengurus? Kalau alasannya benar seperti itu, saya kira kemanusiaan mereka patut dipertanyakan. 

Ungkapan kasihan seperti tetangga di atas pernah saya dengar beberap tahun lalu. Waktu itu, saya masih di pesantren. Ada salah satu pengurus yang menikah. Pengurus pesantren yang menikah ini kondisi ekonominya pas pas an. Jadi resepsinya sangat sangat sederhana. Resepsinya diadakan di halaman samping pesantren yang ukurannya hanya 4x4 meter. Singkat cerita, setelah selesai resepsi,  pasangan pengantin ini langsung membersihkan tempat yang digunakan untuk resepsi. Mulai dari angkat meja, kursi dan menyapu halaman  pesantren. Padahal itu adalah malam yang seharusnya sangat spesial bagi mereka berdua. Dan teman teman saya yang di pesantren hanya ngegosip dan bilang, "Kasihan ya kang A. Padahal ini malam pertamanya."

Apa yang saya lakukan. Saya bilang ke mereka. "Jangan cuma bilang gitu.  Ayo bantu."

Dan coba tebak. Yang akhirnya turun ikut bantu hanya saya dan teman saya satu orang. Dan mayoritas mereka tidak mau turun. Dengan berbagai dalih dan alasan. 

Moral cerita ini adalah: Banyak di luaran sana, ketika ada seseorang yang kena musibah atau kesusahan itu hanya bilang kasihan dan ngegosip. Tapi ketika suruh bantu, mereka ada saja alasannya. Bagaimana dengan anda? Apakah pernah mengalami kejadian seperti ini juga....




Tahu Indomie & Ngegosip Soal Mantan

 Selasa 17 Maret 2021

Hari ini saya masak tahu sama indomie goreng. Tahu sutra putih saya iris kecil kecil. Indomie campur pokcay direbus terus ditiriskan. Bumbunya sederhana saja: cabe merah 4 biji, bawah putih 1 biji dan bawang merah 3 biji.  Sarapan dengan lauk tahu campur mie+pokcay enak juga. Isteri saya suka. Sampai dia nasinya nambah.

Seperti biasa habis masak, saya mandi dan berangkat ke kantor. Di kantor hari ini lumayan ramai. Teman teman kantor pada datang meski belum diwajibkan untuk datang ke kantor. Katanya mereka kangen ngantor. Sudah lama ngga ngegosip dan nyicipin kuliner di sekitaran kantor. Memang ngegosip dengan bertatap muka itu katanya jauh lebih puas. Meski sebenarnya teman teman saya punya group gosip sendiri di WA. 

Gosip mereka yang menarik perhatian saya itu soal mantan. Jadi ceritanya begini: 

Teman saya si x dulunya punya mantan. Sudah lama dia ngga pernah kontak kontakan. Katanya sih sudah 8 tahun. Mantannya itu dulu satu almamater di kampus. Karena ada suatu keperluan teman saya ini datang ke kantor mantannya. 

Saat bertemu, mereka mulai bertanya kabar. Dan mantannya itu katanya pas ketemu masih seperti dulu. Suka tanya soal bagaimana keadaanya. Pacarnya memang tipikal orang yang perhatian. Sayangnya, teman saya ini ngga sempat cerita kenapa mereka putus. Padahal menurut saya di Indonesia itu jarang orang pacaran seperti mereka. Biasanya kalau pacaran statusnya sudah putus, ketika mereka ketemu rata rata pura pura tidak kenal dan kalaupun kenal mereka terlihat canggung pas ketemu. Apalagi ini kasusnya sudah 8 tahun tidak pernah kontak.

Di kantor kami juga ngomongin soal Aa Gym. Kita bertanya tanya kenapa Aa Gym menggugat cerai istri pertamanya. Soalnya dulu mereka sudah cerai kemudian rujuk dan kini cerai lagi. Ya, kita sih hanya meraba raba. Tapi jawabannya nanti kita tunggu saja. Soalnya dari kedua belah pihak juga belum ada yang bicara.


 


Senin, 15 Maret 2021

Lamanya Mengurus Kartu Keluarga

Hari ini saya ke kecamatan pengin ngurus soal kartu keluarga dan KTP. Ini sudah tiga bulan, sejak saya memutuskan cabut berkas dari daerah tempat tinggal lama.

Sebenarnya KK saya itu sudah jadi bulan lalu. Tapi ketika dicetak ada data yang salah. Berkas akhirnya saya kembalikan lagi, takut suatu saat malah bikin ribet kalau ada data yang berbeda. Data yang berbeda itu soal keterangan RT. Harusnya saya tinggal di RT 02 tertulis 03. 

Saya sampai kecamatan sekira jam 10 pagi. Antrian sudah sangat panjang. Tidak ada istilah jaga jarak. Orang saling berdempet ingin segera dilayani petugas. Petugas yang jaga di depan hanya dua orang. Mereka berdua terlihat sangat kewalahan menangani begitu banyak orang yang berdesakan. 

Saya akhirnya menunggu agak jauh sambil melihat berkurangnya antrian. Setelah menunggu kurang lebih 1 jam, antrian sudah mulai agak lengang. Paling tinggal 7 orang yang mengrubungi dua petugas itu.

"Ini KK dan KTP saya sudah jadi belum pak?" tanya saya sambil menyodorkan draft KK dan tanda bukti pengurusan KTP.

"Lebih baik, foto copy dulu. Nanti saya masukin nomor antrian. Empat hari datang ke sini lagi saja sambil bawa bukti KK dan nomor antrian tadi. Terus bukti pengurusan KTP juga di copy ya. Nanti tulis saja No HP masnya di tanda bukti KTP itu. Nanti akan kami kabari lewat HP kalau sudah jadi," jawab petugas tadi sambil sibuk menata berkas.

Melihat jawaban petugas tadi, saya kok heran. Zaman sudah maju begini kenapa mengurus soal KK dan KTP bisa berbulan bulan begini. Saya melihat ada gap yang sangat besar antara kemajuan zaman dengan pelayanan Pemerintah kita. Terutama di Pemerintah daerah.

Zaman sekarang. Orang orang bilang adalah zaman digital. Segala sesuatu bisa dikerjakan dengan sangat cepat. Tapi entah kenapa Pemerintahan masih sangat lamban dalam bekerja.

Kenapa soal adminstrasi kependudukan mengurusnya perlu waktu berbulan bulan. Apakah persoalan adminstrasi kependudukan seperti pembuatan KK dan KTP itu tidak bisa lebih cepat? 

Aturan kependudukan kita sebenarnya telah bikin standar itu. Misalnya untuk pelayanan KK itu standarnya selesai dalam 7 hari. Tapi fakta di lapangannya sangat jauh panggang daripada api. Saya sendiri telah cerita kalau KK saya baru jadi setelah dua bulan. Itu pun ketika ada kesalahan harus menunggu kembali. Ini sudah jalan 1 bulan tapi belum ada kejelasan kapan revisi KK saya selesai.

Daerah yang sudah sangat bagus soal standar pelayanan kependudukan itu DKI. Itupun hasil dari reformasi yang dilakukan mantan gubernur Ahok. Dan saya berdoa semoga ke depan Indonesia punya kepala daerah yang seperti Ahok. Seorang reformis yang berani merubah sistem di pelayanan Pemerintahan.


Jokowi's not Interest In Third Term

Today, I woke up late. At 9 PM just woke up. As usual, i made a coffe and read news in media.

I am interested in reading the news that Jokowi is reportedly not interested in running for the third term.

“I am not interested in becoming President for a third term. The constitution mandates two terms. That must be maintained together,”  said Jokowi.


Anton Medan Passed Away

Today, several media reporting that Ramdhan Effendi aka Anton Medan has passed away. 

Who is Anton?

Born in Medan, October 1957, Anton known as a strict preacher. He converted to Islam in 1992 In Soeharto Regime and founded a mosque in bogor. Before he convert to Islam, Anton is a former robber and gambling tycoon.

In 1998 Anton Medan was used as a scapegoat for the organization of mass riots in Jakarta after which a statement was quietly dropped. The riot, which was originally a student protest against Indonesian President Suharto, turned into anti-Chinese demonstrations in the capital, Jakarta. 

Anton Medan Chinese descent, but he went outside and joined the rebellion to prove that he was loyal to the people, but he became a target. In the political turmoil in 1998, it was also reported that Prabowo of Subianto, Suhartos son-in-law and commander of Kopassus, the Indonesian special forces, recruited and manipulated Anton Medan to accomplices of the militants. 

During the investigation of riot 1998, Anton Medan denied the accusation that he took an active part behind the scenes, though he admitted that he was in the middle of the crowd. However, he refused to testify if the national Commission on human rights exonerated him.


Mahalnya Biaya Masuk TK

Teman saya cerita kalau anaknya baru saja masuk TK. Dia ingin anaknya dapat pendidikan yang terbaik sejak usia kanak kanak. Dia pilihlah satu TK favorit di sekitar rumahnya. 

"Berapa sekarang biaya masuk TK bro?" Tanya saya.

"Lumayan lah. Bisa bikin gue kudu mengencangkan ikat pinggang," Jawab dia sambil tertawa.

"Berapa spp per bulannya, 500.000?"

"Lebih bro. Spp per bulan 1.100.000"

"Kalau uang pangkal masuknya berapa bro?" Kembali saya bertanya penasaran.

"Untungnya biaya uang pangkalnya sejak belum lahir gue sudah nabung di tapenas. Jadi ya ngga terlalu berat," ungkapnya.

"Uang pangkalnya 16 juta. Makanya gue juga pengin bikin tapenas lagi buat nanti masuk SD dia," ujar teman saya. 

Saya mendengar nominal 16 juta sudah tidak terlalu kaget. Karena nominal itu jauh lebih rendah di banding sekolah TK unggulan di ibukota. 

Cuma saya jadi berpikir aja. Di republik ini untuk mencari pendidikan yang bagus itu ongkosnya tidak murah. Bagi saya yang cuma pekerja kantoran, kudu benar benar menabung demi mendapatkan pendidikan yang terbaik buat anak saya nanti. Paling tidak ide tapenas teman saya bisa saya adopsi. Meski konsekuensinya makan lauk tahu tempe dan selingan daging semingu sekali. Hehe....

Cerita Teman yang Kena Tipu

 Habis mengunjungi kuningan, saya dan teman saya pengin main ke kantor CSIS di tanah abang. Kantornya cukup besar. Letaknya di dalam gedung Pakarti Center. CSIS ini punya sejarah panjang di Indonesia dan termasuk salah satu lembaga Think Tank terbaik di republik ini. Di dalam kantor CSIS ada dua patung yang menarik bagi saya. Patung ini hanya menampilkan seperempat badan. Hanya dari kepala sampai pundak. "Ini patung siapa pak?" tanya saya penasaran ke penjaga kantor Pakarti.

"Oh, ini patung Pak Ali Moertopo dan Soedjono Hoemardani."

Ali Moertopo ini tokoh orde baru yang sangat disegani. Dia bapak intelejen di republik ini. Perannya terbilang sangat besar bagi orde baru sehingga bisa berkuasa selama tiga dekade. Kalau Soedjono dulu juga dikenal orang dekat Pak Harto. Pak Soedjono ini jenderal yang jadi asisten pak Harto di bidang Ekonomi dan Perdagangan. Pak Soedjono ini juga merupakan mertua dari tokoh betawi Fauzi Bowo, mantan Gubernur DKI yang dikalahkan Jokowi-Ahok.

"Wah, pantas saja CSIS begitu hebat dulunya sebagai lembaga think tank. Ternyata ada bapak intelejen dan Jendral hebat seperti Pak Soedjono di belakangnya," batin saya.

Setelah saya kagum sama dua patung tokoh hebat itu. Teman saya tiba tiba bercerita kalau ada teman kantor kita yang kena musibah. Musibah itu penipuan lewat WA. Modusnya begini: 

Si penipu kirim ke WA soal bantuan sosial tunai. Di sana ada link dan narasi yang mengatakan "Mereka yang bekerja antara tahun 2000 dan 2021 berhak menerima bantuan sosial finansial sebesar Rp 3.550.000."

Teman saya mungkin lagi lengah mengira itu benar dari BPJS Ketenagakerjaan. Karena di kantor saya dia yang memang mengurus soal BPJS kantor. Habis dia klik link pesan WA tadi. Tiba tiba kartu kreditnya kena bobol. Nominalnya cukup besar. Dan saat ini teman saya ini sedang mengurus masalah tersebut. Saya berdoa semoga urusanya cepat beres ya. 

Dan ini bisa jadi pelajaran bagi kita untuk jangan sekali kali mengklik pesan tautan atau link dari WA. Entah itu link hadiah atau semacamnya. Karena rata rata modus penipuannya ya seperti itu. Kalau kita klik, siap siap data pribadi kita nanti dicuri mereka. 

 


Kuningan, Kereta Cepat dan LRT

 Pagi ini saya berangkat kerja agak siangan ke kuningan. Saya berkunjung ke kantor di samping RS MMC. Gedung yang saya datangi gedung baru. Pengembangnya Hutama Karya Realtindo. Saya baru tahu Hutama Karya ternyata punya anak usaha pengembang properti. Selama ini taunya bidang usaha Hutama Karya cuma kontraktor dan jalan tol. Proyek propertinya juga cukup besar di kuningan ini. Tinggi gedungnya lebih dari 20 lantai. 

Ngomong-ngomong soal jalan di kuningan. Hari ini saya lihat jalannya cukup lengang. Tidak macet seperti biasanya. Padahal ini hari senin. Biasanya di hari senin, meski bukan jam sibuk tapi jalanan lumayan padat. Apakah karena kendaraan yang mau lewat kuningan masih terjebak di jalan tol? Kawan saya yang lagi di tol menuju Jakarta terjebak macet. Kata dia sih karena ada uji coba kendaraan yang akan mengangkut kereta cepat dari pelabuhan ke Walini Bandung. 

"Wah, ini berita gembira dong. Karena kereta cepat akan segera beroperasi?"  Tanya saya. Teman saya bilang kalau untuk beroperasinya sepertinya masih lama. Karena rumah dia yang tidak jauh dari lokasi rel kereta cepat, sampai saat dia belum melihat dipasang relnya. Yang baru ada tiang pancang untuk rel kereta cepat. Kemungkinan, kata teman saya, kereta cepat bisa beroperasi paling cepat dua tahun lagi. "Ya, tidak apa apa lah. Paling tidak kan ada progres pengerjaan tiap harinya. Yang penting jangan sampai mangkrak saja," kata saya. 

"Yang harusnya sudah beroperasi itu LRT. Itu sudah terpasang semua rel nya. Kereta LRT nya juga sudah ada. Kalau lu jalan lewat tol Jagorawai. Itu kereta LRT kelihatan persis di samping tol," begitu kata teman saya. 












Minggu, 14 Maret 2021

Mulai Mencatat Aktivitas Sehari-hari

 Seiring bertambahnya usia, saya merasa ada yang salah dengan daya ingatku. Saya gampang sekali lupa. Baru satu minggu mengerjakan sesuatu. Kalau seseorang teman tanya aktivitas yang satu minggu lalu saya kerjakan. Saya balik bertanya: "Yang mana ya". Maka mulai kini setidaknya lewat blog ini, saya ingin merekam apa yang telah saya kerjakan setiap hari. 

Paling tidak catatan ini nantinya bisa jadi jawaban kalau suatu waktu ada teman yang tanya soal peristiwa masa lalu. Saya bisa buka catatan di blog ini dan tidak lagi bertanya "Yang mana? Kapan ya?"

Anies-AHY Capres-Cawapres 2024?

 Hari ini, media memberitakan AHY dan Jusuf Kalla mengadakan pertemuan membahas soal politik dan dualisme partai demokrat. 

Pertemuan ini saya kira menarik. Dua belah pihak masing masing sedang direpotkan oleh urusan yang cukup pelik. Keluarga JK saat ini lagi digoyang soal masalah Bank Bukopin dan AHY sendiri soal dualisme kepengurusan.

Terlepas dari hal itu, saya kira pertemuan ini  akan memulai babak baru kemungkinan koalisi Cikeas dan Jusuf Kalla. Jusuf Kalla ingin Anies Maju sebagai Capres. AHY mungkin akan menjadi wakilnya.

Tapi apakah kedua orang ini cukup kuat untuk maju di 2024? Kita lihat saja nanti. Yang jelas, kemungkinan Anies untuk jadi Capres akan menghadapi cobaan berat. RUU pemilu sudah dicabut dari prolegnas. Ini artinya Anies tidak bisa maju lagi menjadi gubernur dan dia kehilangan panggung lagi untuk mencalonlan diri sebagai Capres.

Karena Pilgub Jakarta baru digelar setelah pilpres 2024. Dan Anies nganggur dua tahun tanpa jabatan politik. Ini cukup sulit bagi orang yang tidak disorot kamera. Kecuali Anies punya kegiatan yang bisa nambah citra positif dia. Dan ini saya kira yang perlu dilakukan Tim Anies ke depan. Bagaimana caranya dirinya tetap disorot oleh media. 

Di sisi lain, koalisi ini juga bisa terwujud kalau Demokratnya AHY yang dimenangkan oleh pengadilan. Kalau tidak; sudah tentu Wassalam. Dan makanya mereka berdua hari ini bertemu. Saya kira agenda terbesarnya bagaimana Demokratnya AHY bisa memenangkan pertarungan dengan Moeldoko. Karena jika AHY menang lawan Moeldoko, jadi jalan bagi Anies dan AHY di 2024....





Strategi Investasi Harry M. Makowitz

"Jangan taruh semua telurmu di satu keranjang". Ungkapan terkenal di dunia investasi ini sudah lama kita dengar dan jadi mantra dalam berinvestasi. Tapi tahukah anda, siapa sosok yang mengenalkan teori ini. Ya, dialah Harry M. Makowitz, ekonom peraih nobel yang profilnya kali ini akan kita bahas.

Biografi

Harry lahir di Chicago, Amerika. Usianya kini sudah 93 tahun. Dia kini sudah pensiun sebagai dosen. Harry sebelumnya mengajar di beberapa kampus Amerika seperti University of California, Wharton School, Rutgers University dan beberapa kampus lain di Amerika. 

Masa kecil Harry dihabiskan di kampung halamanya Chicago. Sejak muda, kecerdasan Harry sudah terlihat meski lahir dari keluarga biasa biasa saja. Orang tua Harry hanya pedagang kecil yang menjual bahan makanan. Tapi itu tidak menghalangi Harry untuk belajar. Waktu masih di SMA, dia sudah akrab dengan pemikiran David Hume dan Charles Darwin. Dari David Hume lah, Harry mulai tertarik dengan bidang Ekonomi; bidang yang dia pelajari di Universitas Chicago hingga meraih gelar doktor di bawah bimbingan ekonom terkemuka seperti Tjalling Koopmans, Jacob Marschak dan Leonard Savage.

Saat menempuh pendidikan doktoral, Harry mengambil topik disertasi tentang Portofolio Selection. Tulisan disertasi inilah yang mengantarkan dirinya mendapatkan hadiah nobel dalam bidang ekonomi. Karena dianggap sebagai peletak dasar dari strategi investasi modern terutama dalam mengelola portofolio investasi.

Modern Portofolio Theory (MPT)

Teori ini lahir sebagai kritik dari strategi investor di pasar modal yang hanya fokus pada satu jenis saham. Menurut Harry, strategi memilih satu jenis saham itu secara alami sangat beresiko. Karena meski investor tadi sudah menghitung dengan detail. Tapi risiko terjadi penurunan masih tetap ada. Maka dari itu, solusinya adalah investor perlu melakukan diversifikasi pada portofolionya dengan cara memilih beberapa saham yang industrinya tidak saling berhubungan. 

Hal ini tentu bertujuan untuk mengurangi risiko. Apabila satu investasi mengalami kerugian, maka akan ada investasi yang lain yang bisa menutupinya. Namun jika keputusan investasi hanya pada satu jenis investasi saja, jika investasi tersebut mengalami kerugian, maka tidak ada yang menutup kerugian tersebut.

Kita bisa ambil contoh saat kondisi pandemi covid seperti sekarang. Meski ada beberapa industri yang babak belur karena hantaman covid seperti industri perhotelan dan pesawat terbang. Tapi di sisi lain, ada industri yang mendulang keuntungan seperti industri kesehatan dan data center. 

Jumat, 15 Januari 2021

Ini Daftar Prolegnas Prioritas 2021

 Mengutip situs DPR.go.id, Berikut 33 RUU Prolegnas Prioritas 2021:

Usulan DPR RI:

1. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

2. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

3. Rancangan Undang-Undang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan. (Diusulkan bersama Pemerintah).

4. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

5. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

6. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

7. Rancangan Undang-Undang tentang Energi Baru dan Terbarukan.

8. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

9. Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan Obat dan Makanan.

10. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

11. Rancangan Undang-Undang tentang Reformasi Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan. (Diusulkan bersama Pemerintah).

12. Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

13. Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Kepulauan Riau, Pengadilan Tinggi Sulawesi Barat, Pengadilan Tinggi Kalimantan Utara, dan Pengadilan Tinggi Papua Barat.

14. Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Palembang, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Banjarmasin, dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Manado.

15. Rancangan Undang-Undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Kepulauan Riau, Pengadilan Tinggi Agama Bali, Pengadilan Tinggi Agama Sulawesi Barat, Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Utara, dan Pengadilan Tinggi Agama Papua Barat.

16. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran.

17. Rancangan Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Seksual.

18. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

19. Rancangan Undang-Undang tentang Masyarakat Hukum Adat.

20. Rancangan Undang-Undang tentang Profesi Psikologi (Judul RUU berubah menjadi RUU tentang Praktik Psikologi).

21. Rancangan Undang-Undang tentang Larangan Minuman Beralkohol.

22. Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama.

 

Usulan Pemerintah:

1. Rancangan Undang-Undang tentang Pelindungan Data Pribadi.

2. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.

3. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.

4. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

5. Rancangan Undang-Undang tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (dalam Prolegnas 2020-2024 tertulis: Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah).

6. Rancangan Undang-Undang tentang tentang Ibukota Negara. (Omnibus Law)

7. Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Acara Perdata.

8. Rancangan Undang-Undang tentang Wabah (dalam Prolegnas 2020-2024 tertulis: Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular).

9. Rancangan Undang-undang tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU Pembinaan Haluan Ideologi Pancasila).

 

Usulan DPD RI:

1. Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Kepulauan.

2. Rancangan Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Desa