Ads 468x60px

Pages

Subscribe:

Labels

Minggu, 14 Maret 2021

Strategi Investasi Harry M. Makowitz

"Jangan taruh semua telurmu di satu keranjang". Ungkapan terkenal di dunia investasi ini sudah lama kita dengar dan jadi mantra dalam berinvestasi. Tapi tahukah anda, siapa sosok yang mengenalkan teori ini. Ya, dialah Harry M. Makowitz, ekonom peraih nobel yang profilnya kali ini akan kita bahas.

Biografi

Harry lahir di Chicago, Amerika. Usianya kini sudah 93 tahun. Dia kini sudah pensiun sebagai dosen. Harry sebelumnya mengajar di beberapa kampus Amerika seperti University of California, Wharton School, Rutgers University dan beberapa kampus lain di Amerika. 

Masa kecil Harry dihabiskan di kampung halamanya Chicago. Sejak muda, kecerdasan Harry sudah terlihat meski lahir dari keluarga biasa biasa saja. Orang tua Harry hanya pedagang kecil yang menjual bahan makanan. Tapi itu tidak menghalangi Harry untuk belajar. Waktu masih di SMA, dia sudah akrab dengan pemikiran David Hume dan Charles Darwin. Dari David Hume lah, Harry mulai tertarik dengan bidang Ekonomi; bidang yang dia pelajari di Universitas Chicago hingga meraih gelar doktor di bawah bimbingan ekonom terkemuka seperti Tjalling Koopmans, Jacob Marschak dan Leonard Savage.

Saat menempuh pendidikan doktoral, Harry mengambil topik disertasi tentang Portofolio Selection. Tulisan disertasi inilah yang mengantarkan dirinya mendapatkan hadiah nobel dalam bidang ekonomi. Karena dianggap sebagai peletak dasar dari strategi investasi modern terutama dalam mengelola portofolio investasi.

Modern Portofolio Theory (MPT)

Teori ini lahir sebagai kritik dari strategi investor di pasar modal yang hanya fokus pada satu jenis saham. Menurut Harry, strategi memilih satu jenis saham itu secara alami sangat beresiko. Karena meski investor tadi sudah menghitung dengan detail. Tapi risiko terjadi penurunan masih tetap ada. Maka dari itu, solusinya adalah investor perlu melakukan diversifikasi pada portofolionya dengan cara memilih beberapa saham yang industrinya tidak saling berhubungan. 

Hal ini tentu bertujuan untuk mengurangi risiko. Apabila satu investasi mengalami kerugian, maka akan ada investasi yang lain yang bisa menutupinya. Namun jika keputusan investasi hanya pada satu jenis investasi saja, jika investasi tersebut mengalami kerugian, maka tidak ada yang menutup kerugian tersebut.

Kita bisa ambil contoh saat kondisi pandemi covid seperti sekarang. Meski ada beberapa industri yang babak belur karena hantaman covid seperti industri perhotelan dan pesawat terbang. Tapi di sisi lain, ada industri yang mendulang keuntungan seperti industri kesehatan dan data center. 

0 komentar:

Posting Komentar