BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perencanaan pendidikan adalah suatu komponen
yang penting bagi pengembangan mutu sekolah. Tanpa perencanaan yang matang
keberhasilan untuk memajukan pendidikan hanyalah sebuah cita-cita belaka. yang
lebih dalam sebuah perencanaan adalah yang menyangkut perencanaan strategis,
ketika perencanaan strategis sudash ditetapkan maka pelaksanaanya akan
memungkingkan perbaikan mutu sekolah.
Perencanaan strategis dapat dipahami sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa melakukan apa yang dikerjakannya itu. Yang terbaik, perencanaan strategis mensyaratkan pengumpulan informasi secara luas, eksplorasi alternative, dan menekankan implikasi masa depan keputusan sekarang.
Perencanaan strategis dapat dipahami sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa melakukan apa yang dikerjakannya itu. Yang terbaik, perencanaan strategis mensyaratkan pengumpulan informasi secara luas, eksplorasi alternative, dan menekankan implikasi masa depan keputusan sekarang.
Perencanaan strategis dapat menfasilitasi komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuatan keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi keputusan. Arti penting penting perencanaan strategis berasal dari kemampuannya membantu organisasi maupun komunitas public dan nirlaba secara efektif merespon lingkungan yang telah berubah secara dramatis dan kini di depanya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, berbagai masalah yang timbul di sekolah yang menyangkut perencanaan pendidikan yaitu berkaitan dengan proses implementasi perencanaan yang telah ditetapkan, baik itu jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Masalah-masalah tersebut dapat di identifikasi sebagai berikut :
1)
Kurang
efisien dan efektifnya implementasi dari program-program yang telah
direncanakan
2)
Kurangnya
pengawasan kepala sekolah terhadap aplikasi perencaan pendidikan
3)
Kurangnya
analisis lingkungan ekternal dan internal terhadap sekolah
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya bahwa perencanaan strategis yang dilakukan sekolah adalah merupakan
sesuatu yang paling fundamental dalam memajukan sekolah, yang mana proses
perencaan harus dilaksanakan dan di awasi agar tujuan pendidikan tercapai
sesuai yang diharapkan.
Sehubungan dengan luasnya permasalahan di atas, maka masalahnya dibatasi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan srategis , yaitu :
1)
Apa
saja peran perencanaan strategis dalam mencapai keberhasilan tujuan pendidikan
2)
Apakah
analisis lingkungan eksternal dan internal berjalan dengan baik?
3)
Bagaimana
cara meningkatkan dan memperbaiki program-program yang telah direncanakan?
D. Tujuan
Tujuan analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana perencanaan strategis berjalan di SDN Cempaka Putih I. Selain itu juga untuk melihat dan memberikan saran dari hasil temuan dalam perencanaan yang telah disusun agar dapat menemukan inovasi dan kreasi menuju program yang lebih baik yang dapat mencetak siswa unggulan.
E. Manfaat
Adapun manfaat dari analisis ini adalah untuk menemukan sebuah inovasi baru sebagai bentuk keberhasilan dari perencanaan program pendidikan di SDN Cempaka Putih I.
BAB
II
ANALISIS
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
A. DATA SEKOLAH
- Profil
Sekolah
SDN Cempaka Putih 1,
terletak di daerah cempaka putih, kecamatan Ciputat Timur, kabupaten Tengerang
Selatan Provinsi Banten. Sekolah ini sebagai unit penyelenggara pendidikan juga
memperhatikan perkembangan dan tantangan, antara lain yaitu :
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Globalisasi yang sangat cepat arus perubahan
dan mobilitasnya.
c. Era informasi yang bebas terus bertambah
maju.
d. Pengaruh globalisasi terhadap perubahan
perilaku dan moral manusia.
e. Berubahnya kesadaran masyarakat terhadap
pendidikan.
f. Era perdagangan bebas.
Dengan hal-hal
tersebut, SDN Cempaka Putih 1 merespon dengan visi yang telah dirumuskan oleh
sekolah ini yaitu “Capaian lulusan
berkuallitas, berahlak mulia, serta siap mengembangkan Ilmu Pendidikan Alam
(IPA) berlandaskan IMTAQ dan IPTEK”. Sekolah ini memilih visi ini untuk
tujuan sekolah jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Visi ini
menggambarkan warga sekolah ini untuk selalu termotivasi mewujudkannya setiap
saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah.
Visi tersebut
mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang :
a. Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
b. Ingin menciptakan lingkungan bersih.
c. Ingin mencerdaskan bangsa.
d. Ingin adanya perubahan yang lebih baik dari
sebelumnya.
e. Ingin menyemangati seluruh warga sekolah
untuk bertindak lebih arif dan bijaksana.
f. Ingin mencapai keunggulan bidang IPTEK dan
IMTAQ.
g. Menyiapkan tenaga pendidik yang professional
dan berdedikasi tinggi.
Untuk mencapai visi
tersebut, perlu kiranya dilakukan misi berupa kegiatan jangka panjang dengan
arah yang jelas. Adapun misi-misinya adalah sebagai berikut :
a. Menumbuhkan disiplin berdasarkan komitmen
bersama.
b. Membimbing menciptakan dan memelihara
kebersihan lingkungan.
c. Meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan melalui pelatihan/ workshop/ studi banding.
d. Menyiapkan kelulusan yang mampu mengimbangi
perkembangan dunia dalam IMTAQ dan IPTEK.
e. Mengoptimalkan penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar.
f. Mengembangkan potensi, minat dan bakat
peserta didik agar memiliki daya saing yang tinggi, produktif, disiplin, dan
manidiri.
g. Memfasilitasi peserta didik untuk belajar
aktif, kreatif, inovatif, sesuai perkembangan.
h. Membangun citra sekolah sebagai mitra
terpercaya masyarakat.
i. Membenahi manajemen/ administrasi sekolah.
j.
Memberdayakan
komite sekolah dalam meningkatkan peran serta orang tua murid/ masyarakat dan
instansi terkait dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi
daerah.
k. Mempersiapkan peserta didik agar mampu
mengmbangkan diri sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Misi merupakan
kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi beberapa kegiatan
yang memiliki tujuan lebih detail dan jelas. Berikut ini penjabaran tujuan yang
diuraikan dari visi dan misi di atas.
- Kurikulum
SD Negeri 1 Cempaka putih telah menerapkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang telah terakreditasi setiap lima
tahun sekali. Sekolah ini memiliki tim pengembang kurikulum meliputi: kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, dan dibantu beberapa guru mata pelajaran.
- Sarana
dan Prasarana
A.
Satuan Pendidikan
1.
Di SDN cempaka Putih 1
memiliki 2 rombongan belajar, dimana masing-masing tingkatan kelas memiliki 2
rombangan belajar yaitu kelas A dan kelas B. masing-masing kegiatan
pembelajaran dilaksanakan di pagi hari mulai jam 07.00 sampai dengan jam 12.00
wib.
2.
Lahan
Status hak tanah dimiliki oleh kepala desa setempat.
3.
Bangunan Gedung
Pada SDN Cempaka Putih 1 dilakukannya pemeliharaan secara
berkala meliputi dari kebersihan, kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan
kesehatan.
4.
Ruang Kelas
Untuk jumlah ruang kelas keseluruhan
pada SDN Cempaka Putih 1 berjumlah 12 kelas, masing-masing setiap kelas dari
kelas 1 sampai kelas 6 hanya memiliki 2 kelas, yaitu kelas A dan kelas B.
Sarana dan prasarana di dalam kelas
sangat memadai dan masih layak untuk di pergunakan meliputi kursi dan meja
peserta didik, kursi dan meja guru, lemari dan papan panjang, Media pendidikan
berupa papan tulis, kapur dan perlengakapan lain seperti jam dinding, sapu
tangan, air untuk cuci tangan. Taplak meja, soket listrik.
5.
Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan SDN Cempaka Putih 1
terpisah dengan gedung-gedung yang lain. Letaknya tepat di depan gerbang masuk
SDN Cempaka Putih 1.
6.
Laboratorium
SDN Cempaka Putih 1 tidak memiliki
laboratorium praktek. Semua kegiatan yang berkaitan dengan praktikum mata
pelajaran semuanya dilakukan di dalam kelas. Adapun alat-alat peraga disediakan
di sekolah tersebut yang meliputi globe, kerangka tulang manusia.
7.
Ruang Lainnya
Di SDN Cempaka Putih 1 memiliki beberapa
ruangan penting, di antaranya memiliki ruang kepala sekolah, memiliki mushola,
kamar mandi, lapangan futsal/ volli, gudang penyimpanan barang, ruang UKS,
adapun ruang tata usaha, ruang guru dan ruang konseling di satukan menjadi satu
tempat.
8.
Kebersihan dan keindahan
SDN Cempaka Putih 1 memiliki tata letak
yang indah untuk di pandang, kebersihan dan kenyaman sekolah sangat di
perhatikan untuk kepuasan peserta didik.
- Tenaga
Pendidik dan Kependidikan
a.
Pendidikan
SD Negeri Cempaka Putih 1 memiliki 18
orang staf guru. Dari 18 orang tersebut, 10 (sepuluh) orang merupakan lulusan
Sarjana (S-1), 5 (lima) orang lulusan D2, dan 3 (tiga) orang lulusan
SMA/Sederajat.
Pendidik
berlatar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu.
Di SD
Negeri Cempaka Putih 1 tidak semua staf guru sudah memiliki bersertifikat profesi guru (SP), jika
diprosentasekan hanya sekitar 25% staf guru yang telah bersertifikat.
b.
Tenaga Kependidikan
SD Negeri Cempaka Putih 1 memiliki tenaga administrasi berjumlah 1 (satu)
yang bertugas membantu seluruh kegiatan administrasi disekolah. SD
Negeri Cempaka Putih 1
memiliki tenaga keperpustakaan.
SD Negeri Cempaka Putih 1 tidak memiliki
laboran, karena segala kegiatan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi praktek dalam setiap
pembelajaran dilakukan oleh guru kelas/guru mata pelajaran yang bersangkutan.
- Proses
Pembelajaran
a.
Perencanaan Proses
Pembelajaran
SD Negeri Cempaka Putih 1 memiliki komponen RPP yang terdiri dari identitas
mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, sumber belajar.
Dalam
pelaksanaannya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dari silabus
oleh setiap guru. Sehingga guru dituntut kreatifitasnya dalam mengembangkan RPP
tersebut. Disamping itu, guru juga mengembangkan bahan ajar dalam bentuk
cetakan (modul, hand out, LKS, dll).
b.
Pelaksanaan Proses
Pembelajaran
SD Negeri Cempaka Putih 1 memfasilitasi ketersediaan buku teks mata
pelajaran dengan rasio satu buku per peserta didik.
Proses
pembelajaran menggunakan rasio jumlah guru dan siswa yang baik.
Proses pembelajaran seorang
guru melalui langkah-langkah pembelajaran (pembukaan, inti, penutup).
c.
Pengawasan Proses
Pembelajaran
Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pemantauan
proses pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan supervisi
proses pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.
Sekolah melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan
cara membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standart
proses, dan mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi guru.
B. ANALISIS RENCANA STRATEGIS
1.
Analisis Lingkungan Internal
a.
Kekuatan
1.
Bangunan milik sendiri
(tidak dalam sengketa).
2.
Pembebanan biaya pendidikan yang
rasional terhadap siswa.
3.
Lahan sekolah luas.
b.
Kelemahan
1.
Letak sekolah kurang
strategis (jauh dari jalan raya).
2.
Tenaga pengajar kurang
memenuhi persyaratan.
2.
Analisis Lingkungan
Eksternal
a.
Peluang
1.
Kemapanan fasilitas yang
dimiliki sekolah, sangat mungkin terpilihnya siswa yang berbakat.
2.
Antusiasme masyarakat terhadap
sekolah sangat tinggi.
b.
Tantangan
1.
Hadirnya sekolah pesaing.
2.
Kurang menjalin kerjasama
dengan pihak luar.
C. PENDEKATAN RENCANA STRATEGIS
1.
Metode Kualitatif
Pendekatan kualitatif matriks SWOT
sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua
paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang
dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak
isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor
internal dan eksternal.
Jika di gambarkan melalui table sebagai
berikut:
Eksternal
dan Internal
|
Opportunity
|
Treaths
|
Strength
|
Comparative
Advantage
|
Mobilization
|
Weakness
|
Divestment
/
Investment
|
Damage
Control
|
Keterangan :
a.
Comparative
Advantage; pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang
lebih cepat.
b.
Mobilization;
interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi
sumber daya yang merupakan kekuatan
organisasi untuk memperlunak
ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah
peluang.
c.
Divestment/
Investment; interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang
dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang
kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan
karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang
diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain)
atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
d.
Damage
Control; kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi
yang harus diambil adalah Damage
Control (mengendalikan
kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
ANALISIS
KUALITATIF
Eksternal
dan Internal
|
Opportunity:
a. Kemapanan fasilitas yang
dimiliki sekolah, sangat mungkin terpilihnya siswa yang berbakat.
b. Antusiasme
masyarakat terhadap sekolah sangat tinggi.
|
Threats:
a. Hadirnya sekolah pesaing.
b. Kurang menjalin kerjasama
dengan pihak luar.
|
Strength:
a. Bangunan milik sendiri
(tidak dalam sengketa).
b. Pembebanan biaya
pendidikan yang rasional terhadap siswa.
c. Lahan sekolah luas.
|
Upaya
pengembangan yang dilakukan:
a. Menggiatkan kembali kinerja stake holder
sekolah demi menciptakan tujuan pembelajaran yang berkualitas.
|
Upaya yang
dilakukan:
a. Menciptakan suasana
persaingan yang sehat, tanpa harus menjatuhkan pesaing kita.
|
Weakness:
b. Letak sekolah kurang
strategis (jauh dari jalan raya).
c. Tenaga pengajar kurang
memenuhi persyaratan.
|
Upaya yang
dilakukan:
a. Kepala sekolah
mencanangkan beberapa pelatihan-pelatihan guna meningkatkan keahlian
guru-guru dalam pengembangan kualitas pembelajaran siswa.
b. Kepala sekolah dan wali
murid bersama-sama mengembangkan kegiatan-kegiatan swadaya usaha.
|
Upaya yang
dilakukan:
a. Kepala sekolah harus mampu (mengendalikan
kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
|
2.
Metode Kuantitatif
Data SWOT kualitatif di atas dapat
dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan Analisis SWOT yang
dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi
organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu:
a.
Masing-masing point faktor
dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak
boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya.
Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang
lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor
yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi.
b.
Masing-masing point faktor
dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu
point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point
faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah
didapat banyaknya point factor (total) dikali
nilai rentang/bobot.
c.
Melakukan pengurangan antara
jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka
(d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y)
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.
d.
Mencari posisi organisasi
yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
Tabel Penilaian. Metode Kualitatif
No
|
STRENGTH
|
SKOR
|
BOBOT
|
TOTAL
|
1
|
Rentang
nilai
|
Hasil
dari perkalian total skor dan bobot
|
||
2
|
Dst
|
|||
Total
Kekuatan
|
Total
skor (jumlah)
|
Total
skor dikali bobot (rentang)
|
||
No
|
WEAKNESS
|
SKOR
|
BOBOT
|
TOTAL
|
1
|
Rentang
nilai
|
Hasil
dari perkalian
total
dan bobot
|
||
2
|
||||
Total
kelemahan
|
Total
skor (jumlah)
|
Total
skor dikali bobot (rentang)
|
||
total kekuatan -
|
Total
kelemahan
|
=
S-W=X
|
No
|
OPPRTUNITY
|
SKOR
|
BOBOT
|
TOTAL
|
1
|
Rentang
nilai
|
Hasil
dari perkalian
total
skor dan bobot
|
||
2
|
Dst
|
|||
Total
Peluang (jumlah)
|
Total
skor
|
Total
skor dikali bobot (rentang)
|
||
No
|
TREATHS
|
SKOR
|
BOBOT
|
TOTAL
|
1
|
Rentang
nilai
|
Hasil
dari perkalian
total
skor dan bobot
|
||
2
|
||||
Total
Tantangan (jumlah)
|
Total
skor
|
Total
skor dikali bobot (rentang)
|
||
total peluang –
|
Total
Tantangan
|
=
O-T= Y
|
Opportunity
Ubah strategi (-,+)
progresif (+,+)
weakness
kuadranIII kuadran I
strength
.
kuadran IV kuadran II
strategi bertahan (-,-)
disverifikasi Strategi (+,-)
threath
Keterangan:
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi
yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi
yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi
Strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi
yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk
mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit
untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja
organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi
yang lemahKuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi
yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Strategi Bertahan, artinya
kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan
sambil terus berupaya membenahi diri.
Analisa
Kuantitatif
1.
Aspek Internal (X); X=S-T
No
|
Strengths (S)
|
Skor
|
Bobot
(Rentang Nilai)
|
Jumlah
|
1.
|
Bangunan
milik sendiri (tidak dalam sengketa).
|
7
|
7-9
|
Total Skor x Total Bobot;
23 x 2=46
|
2.
|
Pembebanan
biaya pendidikan yang rasional terhadap siswa.
|
7
|
2
|
|
3.
|
Lahan
sekolah luas.
|
9
|
||
Jumlah
|
23
|
2
|
No
|
Weaknesses (W)
|
Skor
|
Bobot
(Rentang Nilai)
|
Jumlah
|
1.
|
Letak
sekolah kurang strategis (jauh dari jalan raya).
|
3
|
3-5
|
Total Skor x Total Bobot;
8 x 2=16
|
2.
|
Tenaga
pengajar kurang memenuhi persyaratan.
|
5
|
2
|
|
Jumlah
|
8
|
2
|
Jadi, penilaian untuk aspek internal adalah:
Aspek Internal = Nilai Jumlah Strengths (S) – Nilai
Jumlah Weakness (W)
= 46 – 16
= 30 (positif)
2.
Aspek Eksternal (Y); Y=O-T
No
|
Oppertunities (O)
|
Skor
|
Bobot
(Rentang Nilai)
|
Jumlah
|
1.
|
Kemapanan fasilitas yang
dimiliki sekolah, sangat mungkin terpilihnya siswa yang berbakat.
|
8
|
8-6
|
Total Skor y Total Bobot;
14 x 2 =28
|
2.
|
Antusiasme masyarakat
terhadap sekolah sangat tinggi.
|
6
|
2
|
|
Jumlah
|
14
|
2
|
No
|
Threats (P)
|
Skor
|
Bobot
(Rentang Nilai)
|
Jumlah
|
1.
|
Hadirnya sekolah pesaing.
|
5
|
4-5
|
Total Skor y Total Bobot;
9 x 1 =9
|
2.
|
Kurang menjalin kerjasama dengan pihak luar.
|
4
|
1
|
|
Jumlah
|
9
|
1
|
Jadi, penilaian untuk aspek eksternal adalah:
Aspek eksternal = Nilai Jumlah Oppertunities (O) – Nilai
Jumlah Threats (T)
= 28 – 9
= 19 (positif)
Secara keseluruhan penilaian metode kuantitatif dengan
menggabungkan aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, menghasilkan nilai:
Penilaian metode kuantitatif = (Aspek Internal, Aspek
Eksternal)
= (30,19)
BAB III
KESIMPULAN
Hasil Analisis
1.
Metode Kualitatif
a.
Menggiatkan kembali kinerja
stake holder sekolah demi menciptakan tujuan pembelajaran yang berkualitas.
b.
Kepala sekolah mencanangkan
beberapa pelatihan-pelatihan guna meningkatkan keahlian guru-guru dalam
pengembangan kualitas pembelajaran siswa.
c.
Kepala sekolah dan wali
murid bersama-sama mengembangkan kegiatan-kegiatan swadaya usaha.
d.
Menciptakan suasana
persaingan yang sehat, tanpa harus menjatuhkan pesaing kita.
e.
Kepala
sekolah harus mampu (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah
dari yang diperkirakan.
2.
Metode Kuantitatif
Dengan penilaian yang dihasilkan berupa
(30,19), maka analisis kuantitatif sekolah berada pada kuadran I. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Lampiran
Foto-foto observasi
|
||||||||
|
||||||||
|
||||||||
|
||||||||
|
|
|
||||||
0 komentar:
Posting Komentar