Ads 468x60px

Pages

Subscribe:

Labels

Sabtu, 23 Oktober 2021

Cengkeh si Pengawet Makanan

Malam ini saya baca tulisan yang sangat menarik soal cengkeh. Tulisan ini ditulis oleh Roem Topatimasang di pengantar buku ekspedisi cengkeh. 

Dalam tulisannya Roem menjelaskan soal nasib tanaman cengkeh dari masa ke masa. Tapi di sini saya hanya akan meringkas tulisan Roem yang menjelaskan alasan cengkeh jadi komoditas primadona di dunia pada zaman dahulu.

Jadi menurut Roem, komoditas cengkeh ini mulai diperkenalkan ke pasar eropa itu sejak zaman sebelum masehi. Yang membawa itu orang Arab dan China yang berlayar ke Pulau Maluku lalu menjual ke bandar bandar besar di Yunani dan Italia, kemudian didistribusikan ke masyarakat eropa.

Kenapa cengkeh begitu diminati oleh Masyarakat zaman dulu khusunya di Eropa?Roem menjelaskan dalam tulisannya, alasan paling utama itu karena cengkeh berfungsi sebagai pengawet makanan. 

Tentu saja ada alasan lain seperti: sebagai bumbu masakan, obat, dan wewangian. Tapi alasan sebagai pengawet makanan itu yang menjadikan cengkeh sebagai primadona komoditas zaman dulu. Dan ini cukup masuk akal. Karena zaman dulu memang belum ditemukan teknologi pengawet makanan seperti kulkas. Jadi sangat wajar orang begitu menyukainya. 

Dan alasan ini juga dikuatkan oleh fakta ketika harga cengkeh begitu terpuruk pada saat teknologi penyimpanan makanan mulai ditemukan. Di mana waktu itu permintaan terhadap cengkeh berkurang drastis karena masyarakat menggunakanya hanya sekadar sebagai wewangian, obat, dan bumbu masakan. Yang permintaanya tentu tidak sebesar sebagai pengawet makanan.

Masa suram cengkeh ini berlangsung cukup lama. Sampai kemudian, dewa penolong itu datang: sang penemu kretek H. Djamhari  dari kudus. 

Munculnya rokok kretek begitu menolong komoditas cengkeh. Permintaan cengkeh dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring berkembangnya industri rokok kretek.