JAKARTA - Pemerintah memperkirakan realisasi penerimaan negara dari bea
dan cukai sampai akhir tahun 2014 sebesar Rp 161,3 triliun atau 92,8%
dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014
sebesar Rp 173,7 triliun. Susiwijono Moegiarso, Direktur Penerimaan dan
Peraturan Kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian
Keuangan, mengatakan tidak tercapainya target tersebut karena beberapa
faktor seperti penurunan nilai impor dan hilirisasi.
Selain itu,
kondisi ekonomi global juga berpengaruh terhadap penerimaan bea dan
cukai tahun ini. “ Negara tujuan ekspor seperti Tiongkok sedang
mengalami perlambatan pertumbuhan sehingga berpengaruh dengan penerimaan
ekspor," ujarnya.
Susiwijono menjelaskan perkiraan penerimaan
hingga akhir tahun tersebut berasal dari bea keluar sebesar Rp 11,2
triliun atau 54,4 % dari target APBN-P 2014 sebesar Rp 20,6 triliun,
cukai Rp 118,1 triliun atau 100,6% dari target sebesar Rp 117,5 triliun,
dan bea masuk Rp 32 triliun atau 89,7% dari target Rp 35,7 triliun.
Menurut
dia, realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 15 Desember 2014 sebesar
Rp 147,7 triliun, masih kurang Rp 13,1 triliun untuk mencapai prediksi
penerimaan akhir tahun.
Sementara untuk realisasi bea masuk Rp
30,32 triliun, kurang Rp 1,38 triliun dari target. Sedangkan untuk bea
keluar realisanya per 15 Desember sebesar Rp 10,98 triliun kurang Rp
0,19 triliun dari prediksi akhir tahun.
Sementara penerimaan
cukai, Susiwijono mengakui ada penurunan volume produksi tembakau
sehingga perolehannya masih kalah dibanding tahun kemarin. Realisasi per
15 Desember penerimaan cukai hanya sebesar Rp 106,63 triliun.
Telisa
Aulia Felianty, Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI), mengatakan
sangat wajar realisasi penerimaan bea cukai hanya mencapai 92,8%.
Menurut dia, tidak tercapainya target tersebut tidak bisa dilepaskan
dari perlambatan pertumbuhan ekonomi. “Pertumbuhan ekonomi yang
terkoreksi memiliki andil dari tidak tercapinya target,” ungkapnya.
Menurut
Telisa penerimaan bea cukai sebenarnya dapat ditingkatkan lagi, karena
hingga kini masih banyak penyelundupan ekspor impor di
pelabuhan-pelabuhan tikus yang menurunkan pendapatan negara.
Selain
itu, pemerintah juga bisa melakukan upaya ekstensifikasi untuk menambah
penerimaan. Sampai saat ini penambahan obyek ekstensifikasi masih
sebatas wacana. Ekstensifikasi pengenaan cukai terhadap minuman bersoda
dan berlian belum terealisasi.
Target 2015
Susiwijono
mengaku optimistis dapat mencapai target penerimaan bea dan cukai dalam
APBN 2015 sebesar Rp 178 triliun. Pencapaian target tersebut dapat
terealisasi dengan menaikkan tarif cukai karena cukai memiliki potensi
besar. “Karena bea masuk dan bea keluar banyak eksternal faktor yang
dapat mempengaruhi seperti tiba-tiba ada hilirisasi,” ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar