JAKARTA- Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
diperkirakan tidak akan berpengaruh terhadap kinerja investasi langsung
pada tahun depan. Franky Sibarani, Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM), mengatakan investor tidak akan mengubah rencana awal untuk
menaruh dananya di Indonesia.
Menurut dia sampai saat ini
Indonesia masih menjadi tempat yang menarik bagi para investor untuk
menanamkan modalnya. “ Buktinya hari ini beberapa perusahaaan telah
berkomitmen untuk melakukan perluasan khususnya investasi garment dan
alas kaki,” ujarnya, di BKPM, kemarin.
Hal senada juga
diungkapkan Azhar Lubis, Deputi Bidang Pengembangan Iklim BKPM. Menurut
dia, melemahnya rupiah tidak akan berdampak banyak terhadap investasi
karena pelemahan rupiah saat ini merupakan tren setiap akhir tahun.
Menurut
Azhar, pertumbuhan investasi masih terbilang bagus. Meski rupiah
melemah tapi investasi yang berorientasi ekspor menunjukkan tren
peningkatan. Apalagi penyerapan target investasi hingga kuartal ke III
tahun ini mampu mencapai 75% atau Rp 342 triliun dari target tahun ini
sebesar Rp 456 triliun.
Lana Soelistianingsih, Kepala Ekonom PT
Samuel Asset Manajement, berpendapat, pelemahan nilai tukar rupiah hanya
akan berdampak pada investor dalam negeri, karena investor dalam negeri
cenderung menahan ekspansi, misalnya ekspansi di sektor manufaktur .
Sedangkan
untuk investor asing tidak akan berdampak karena semuanya sudah memakai
dolar AS. “Semua pembiayaan dari mulai perizinan hingga pembelian alat
sudah memakai dolar,” ujarnya.
Data BKPM menunjukkan realisasi
penanaman modal asing hingga kuartal III tahun ini mencapai Rp 228
triliun meningkat 14% dari tahun sebelumnya Rp 199 triliun. Sementara
realisasi penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 114 triliun meningkat
21% dibanding tahun sebelumnya.
Franky sebelumnya menyatakan
selama Oktober hingga medio Desember 2014 komitmen investasi yang masuk
mencapai US$ 18,7 miliar, diantaranya dari sektor prioritas seperti
kelistrikan, industri padat karya, pertanian, maritim dan substitusi
impor.
Menurut Franky, nilai tersebut sangat mungkin bertambah
karena dari 43 investor yang sudah menyatakan minatnya, 18 di antaranya
sudah menyampaikan nilai investasi.
Pemerintah tidak hanya
berusaha mendorong masuknya investasi, tetapi juga berupaya meningkatkan
proporsi penanaman modal dalam negeri (PMDN). Pemerintah menargetkan
porsi PMDN akan mencapai 50% pada 2019 dari saat ini sekitar 35%.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar