Ads 468x60px

Pages

Subscribe:

Labels

Senin, 10 Januari 2022

Gus Dur, Islam, dan Kemiskinan

Kemarin malam saya lagi mager banget. Biasanya kalau lagi mager, saya langsung pengin baca buku. Langsung berselancarlah di aplikasi ipusnas, perpustakaan online milik Perpustakaan Nasional. 

Di beranda ada buku yang berisi kumpulan tulisan Gus Dur di majalah Tempo. Gus Dur ini memang karir awalnya sebagai penulis Kolom di beberapa media massa. Dan dia kategori penulis yang sangat produktif. Tema tulisannya beragam. Tidak hanya soal agama saja, tapi dia juga suka menulis soal masalah sosial hingga soal sepakbola. Begitulah kira kira yang dikatan Ulil Abshar dalam pengantar buku itu.

Tulisan Gus Dur di buku itu yang menarik perhatian saya justru ide nya soal agama dan kemiskinan. Gusdur waktu itu, dalam tulisannya tahun 1980 di Majalah Tempo, mengingatkan pemuka agama untuk jangan hanya bicara soal moral ke masyarakat. Argumen Gus Dur, salah satu tujuan agama itu agar manusia bisa hidup dalam kondisi idealnya. Karena manusia memang diciptakan dalam bentuk yang sebaik baiknya. Dan hal itu bisa terwujud jika umatnya sejahtera. 

Gagasan Gusdur itu saya rasa masih relevan hingga saat ini. Banyak pemuka agama zaman sekarang masih berkutat pada tema yang dikritik oleh Gus Dur. Mereka masih banyak bicara soal moral dan ritual ibadah. Bukannya hal ini tidak penting. Tapi paling tidak pemuka agama coba berikan porsi untuk bicara soal masalah sosial yang dialami masyarakat; terutama terkait masalah kemiskinan. 

Karena begini, jika umat bisa terlepas dari belenggu kemiskinan, mereka akan lebih mudah untuk diajak melakukan ritual keagamaan. 

Makanya, Gus Dur lebih suka ulama coba merumuskan bagiamana pandangan Islam soal pengentasan kemiskinan di banding mereka sibuk ngomongin soal pelarangan ucapan natal. Sebab hal itu jauh lebih punya kemaslahatan yang jauh lebih luas ke umat. Umat bisa sejahtera dan bisa melakukan ritual ibadah dengan tenang.

Penerus Gus Dur seperti Gus Yahya yang saat ini menjabat sebagai Ketua PBNU, seharusnya bisa menerapkan gagasan itu. Dalam Muktamar NU, Jokowi telah berjanji untuk memberikan konsesi tambang untuk Ormas seperti NU. Saya rasa itu harus bisa direalisasikan. NU nanti bisa mandiri karena punya pendapatan dari konsesi yang diberikan negara. Dividen dari pendapatan itu bisa dilakukan untuk pemberdayaan umat.

0 komentar:

Posting Komentar