Beberapa hari terakhir ramai perbincangan soal masalah stok cadangan batubara PLN. Bahkan Jokowi sempat kesal betul ketika tahu masalah ini. Jokowi dengan tegas memperingatkan perusahaan batubara untuk memenuhi kewajiban DMO nya. Jokowi pun sempat melarang perusahaan batubara untuk melakukan ekspor. Meski tidak lama kemudian, pernyataan itu akhirnya diralat setelah beberapa Negara yang biasa impor batubara dari Indonesia mengajukan surat keberatan. Dan meminta Indonesia untuk mencabut larangan ekspor tersebut.
Saya kira wajar saja presiden begitu marah. Indonesia ini kan salah satu Negara eksportir Batubara terbesar di Dunia. Kok bisa bisanya PLN tidak punya stok batubara untuk bahan bakar beberapa PLTU nya. Ini kan miris sekali. Tidak pantas. Dan bisa jadi bahan tertawaan dunia Internasional.
Lalu apa kira kira solusinya biar kejadian seperti ini tidak terulang kembali?
Kemarin saya diskusi dengan bos saya di kantor. Dia punya usul yang sangat brilian. Itu menurut saya. Pendapat bos saya begini:
Bos saya bilang, selain tentu saja perlu ketegasan dari Pemerintah agar perusahaan batubara menjalankan kewajiban DMO. Yang tidak kalah penting itu PLN harus punya tambang batubara sendiri. Iya, PLN mesti punya tambang Batubara sendiri. Karena praktek di Negara lain itu, perusahaan seperti PLN itu punya tambang batubara sendiri. Kalian bisa coba googling sendiri.
Nah, kalau PLN itu punya tambang sendiri, ke depannya itu tidak perlu bergantung kepada perusahaan batubara yang mayoritas dikuasai oleh pihak swasta. Seperti kondisi yang saat ini terjadi.
Lalu bagaimana caranya? Sebenarnya caranya mudah. Presiden Jokowi kemarin mencabut banyak konsesi batubara. Belum lagi perusahaan batubara yang lahan konsesinya dikurangi. Contoh saja Arutminnya Bakrie. Lahan itu juga bisa diberikan ke PLN. Sehingga PLN itu ke depan bisa memasok batubara dari tambangnya sendiri. Dan akan sangat fair jika Pemerintah itu menekan PLN untuk tidak menekan tarif dasar listrik ketika harga batubara sedang tinggi tingginya. Lah wong, Batubaranya tidak beli dari pihak lain kok. Jadi kan tidak terlalu memberatkan keuangan PLN.
Daripada misalnya, kalau harga batubara lagi tinggi, terus Pemerintah memberi subsidi. Jadinya kan kurang efisien. Malah jadi beban negara kalau seperti itu. Semoga saja ke depan, pandangan ini bisa terealisasi. Ini demi PLN yang lebih baik....